Pemerintah Berencana Bawa Warga Gaza ke Indonesia, Pakar UI: Ini Melawan Hukum Internasional

Warga mengangkut karung berisi bahan pangan dari pusat distribusi di Gaza. (Anadolu Agency)

Pemerintah Berencana Bawa Warga Gaza ke Indonesia, Pakar UI: Ini Melawan Hukum Internasional

Ferdian Ananda Majni • 7 August 2025 21:08

Jakarta: Rencana pemerintah Indonesia membantu pengobatan sekitar 2.000 warga Gaza yang menjadi korban perang dengan memindahkan mereka ke Pulau Galang, Kepulauan Riau, menuai kritik dari kalangan akademisi. Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Prof Suzie Sudarman menilai langkah tersebut melanggar hukum internasional.

"Ini melawan hukum internasional dengan membawa warga Gaza ke Indonesia," kata Suzie dihubungi Media Indonesia, Kamis, 7 Agustus 2025.

Dia menambahkan belum ada kesepakatan atau persetujuan dari organisasi internasional yang berwenang, seperti PBB, terkait usulan tersebut.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyampaikan Indonesia siap memberikan perawatan medis bagi korban perang dari Gaza, sekaligus menyatakan kesiapan untuk mengirim pasukan perdamaian ke wilayah konflik. Namun, menurut Suzie, langkah tersebut berisiko tinggi bagi Indonesia.

"Kita mengambil risiko karena mungkin ada kesepakatan tersembunyi dengan negara-negara yang berkepentingan agar warganya tidak menjadi korban," ujar Suzie.

Dia mempertanyakan legalitas dan dasar dari pengiriman pasukan perdamaian jika belum ada keputusan yang jelas dari PBB.

"Absurd karena belum ada kesimpulan PBB. Andai kata itu keputusan negara-negara yang berkepentingan dan negara adidaya, ini amat disayangkan sekali," tegas Ketua Pusat Studi Amerika UI itu.

Baca Juga: 

Presiden Prabowo Siapkan Pengobatan untuk 2 Ribu Warga Gaza di Pulau Galang

Suzie menyuarakan kekecewaannya terhadap sikap pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan luar negeri daripada kesejahteraan rakyat dalam negeri.

"Saya sedih begitu menghambanya negeri ini pada kepentingan negara lain. Padahal rakyat kita sendiri tidak disejahterakan, malah teraniaya dan dikenai macam-macam pajak yang tidak lazim, sementara negara sedang menyaksikan PHK besar-besaran," ucap Suzie.

Dia mengingatkan agar suara masyarakat turut didengar dan agar keselamatan personel TNI yang mungkin dikirim ke wilayah konflik tetap menjadi prioritas.

"Andai kata Indonesia ingin menghindarkan pergolakan, sebaiknya suara rakyat didengar juga, serta keselamatan TNI kita terjaga," ujar Suzie.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)