Annisa Ayu Artanti • 28 January 2025 15:10
San Francisco: Artificial Intelligence pendatang, DeepSeek mengguncang Wall Street pada Senin, 27 Januari 2025. Kehadiran
DeepSeek itu pun mendapat respons dari Presiden AS Donald Trump.
Melansir Channel News Asia, Selasa, 28 Januari 2025, rilis model DeepSeek terbaru minggu lalu awalnya hanya mendapat sedikit perhatian, karena dibayangi oleh pelantikan Trump pada hari yang sama.
Namun, pada akhir pekan, chatbot startup kecerdasan buatan asal itu melonjak menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Apple App Store, menggeser ChatGPT milik OpenAI.
Trump bereaksi dengan cepat pada Senin, dengan mengatakan bahwa rilis DeepSeek sebagai peringatan ke AS.
"Seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita, kita harus fokus untuk bersaing untuk menang," kata Trump.
Presiden AS Donald Trump. Foto: EPA
Ia berpendapat hal ini bisa menjadi hal yang positif bagi raksasa teknologi AS.
“Daripada menghabiskan miliaran dan miliaran, Anda akan menghabiskan lebih sedikit, dan Anda akan menghasilkan solusi yang mudah-mudahan sama," ucap dia.
Kepala eksekutif OpenAI, Sam Altman, mengatakan dalam sebuah posting di X sangat menyegarkan untuk memiliki pesaing baru.
"Model (DeepSeek) yang mengesankan, terutama dalam hal apa yang dapat mereka berikan dengan harga yang ditawarkan," ucap Altman. Dia pun berjanji untuk mempercepat beberapa rilis OpenAI.
Pengembangan ini juga dilatarbelakangi oleh dorongan pemerintah Amerika Serikat untuk melarang TikTok yang dimiliki oleh Tiongkok di Amerika Serikat atau memaksa penjualannya.
David Sacks, penasihat AI Trump dan investor teknologi terkemuka, mengatakan keberhasilan DeepSeek membenarkan keputusan Gedung Putih untuk membatalkan perintah eksekutif, yang dikeluarkan di bawah pemerintahan Joe Biden, yang menetapkan standar keamanan untuk pengembangan AI.
"Peraturan tersebut akan melumpuhkan perusahaan-perusahaan AI Amerika tanpa ada jaminan Tiongkok akan mengikutinya”, tulis Sacks di X.