Macron Kunjungi Asia Tenggara, Tawarkan Prancis sebagai Mitra Tanpa Syarat

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (EPA-EFE)

Macron Kunjungi Asia Tenggara, Tawarkan Prancis sebagai Mitra Tanpa Syarat

Willy Haryono • 24 May 2025 10:32

Paris: Presiden Prancis Emmanuel Macron akan melakukan perjalanan ke Asia Tenggara untuk menunjukkan Prancis dan Eropa sebagai mitra yang dapat diandalkan tanpa syarat apa pun. Hal ini disampaikan di saat Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menggunakan cara yang lebih agresif dalam mendapatkan pengaruh di kawasan tersebut, kata para pejabat.

Macron dijadwalkan tiba di Hanoi pada hari Minggu besok. Perjalanan ke Vietnam tersebut akan menjadi kali pertama bagi seorang presiden Prancis dalam hampir satu dekade.

Setelah Vietnam, Macron akan melanjutkan perjalanan ke Indonesia dan berakhir di Singapura, di mana ia akan berbicara di Dialog Shangri-La—konferensi pertahanan tertinggi di Asia.

Mengutip dari US News, Jumat, 23 Mei 2025, Macron akan menampilkan sosok Prancis dan Eropa sebagai pembela kerja sama internasional dan perdagangan berbasis aturan, ketika AS di bawah Presiden Donald Trump dan Tiongkok yang dipimpin Presiden Xi Jinping justru menggunakan metode yang lebih "memaksa.”

"Kami membela gagasan tentang aturan untuk perdagangan internasional. Kami tidak menganjurkan hukum rimba, di mana yang terkuat yang dapat bertahan," kata seorang penasihat presiden Prancis pada Rabu lalu.

Vietnam yang bergantung pada ekspor, terkejut oleh ancaman tarif tinggi dari AS, sementara Prancis ingin menambah variasi sumber pasokan dan pasarnya agar tak terlalu bergantung pada Tiongkok.

Baca juga:  Vietnam Teruskan Perundingan Dagang untuk Atasi Tekanan Tarif AS

Puluhan kesepakatan tengah dipersiapkan dan dapat ditandatangani selama tiga lawatan, kata Istana Elysee kepada Reuters.

Macron mengikuti jejak para pemimpin China, Jepang, dan negara Eropa lainnya dalam mengunjungi Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kawasan tersebut secara strategis di tengah ketidakpastian perdagangan global.

Pemimpin Prancis tersebut juga akan berpidato di hadapan para pelajar Indonesia dan konferensi Singapura untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang posisi Eropa terkait konflik di luar kawasan, menyangkal adanya standar ganda terkait Gaza, dan menganggap Ukraina bukan hanya masalah Eropa.

Sementara itu, kritik Macron terhadap Israel semakin tajam dalam beberapa bulan terakhir. Ia menyebut tindakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai hal memalukan—pernyataan yang diharapkan para pejabat Prancis dapat bergema di Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Ketika ditanya apakah Indonesia yang telah membeli pesawat tempur Rafale buatan Prancis perlu diyakinkan setelah satu jet serupa milik India ditembak jatuh oleh Pakistan, penasihat presiden Prancis menegaskan bahwa kunjungan ini bukan untuk merespons isu tertentu.

“Berbeda dengan Amerika Serikat atau negara lain, mitra Prancis memahami bahwa tidak ada ketergantungan yang mengikat pada materi kami,” ujarnya. (Nada Nisrina)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)