Biar Tangguh, UMKM Perlu Pendampingan dan Pelatihan Berkelanjutan

Ilustrasi UMKM. Foto: umkm.averroes.or.id

Biar Tangguh, UMKM Perlu Pendampingan dan Pelatihan Berkelanjutan

Husen Miftahudin • 25 May 2025 13:28

Jakarta: Para pelaku UMKM membutuhkan pendampingan dan pelatihan berkelanjutan guna menciptakan pelaku usaha yang tangguh, adaptif, dan berdampak sosial. Hal ini, salah satunya, dilakukan oleh UMK Academy Pertamina kepada pelaku UMKM lokal.
 
"Pertamina berkomitmen untuk terus mendukung UMKM Indonesia melalui program UMK Academy. Ini sejalan dengan semangat Pertamina untuk tumbuh bersama masyarakat dan menciptakan dampak positif secara berkelanjutan," kata Area Manager Communication Relations & CSR Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina Patra Niaga Eko Kristiawan dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 25 Mei 2025.
 
Menurut Eko, inisiatif pemberdayaan UMKM turut berkontribusi dalam mewujudkan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.
 
Melalui program UMK Academy dan dukungan terhadap pelaku industri kreatif, Pertamina mempertegas peran sektor BUMN dalam mendukung agenda pembangunan nasional.
 
"Harapan kami di UMK Academy 2025 ini bisa membawa UMKM ke level yang lebih tinggi. Tidak hanya sebagai brand fesyen, tetapi juga sebagai medium untuk menyebarkan semangat empati dan pelestarian budaya," tutur Eko.
 

Baca juga: Kemenko PM Jangkau 35% UMKM yang Belum Optimal Gunakan Teknologi


(Salah satu pelaku UMKM, Narita Shibori. Foto: Istimewa)
 

Sukses kembangkan nilai inklusif

 
Salah satu keberhasilan pendampingan dan pelatihan berkelanjutan yang dilakukan UMK Academy 2025 yakni Narita Shibori, brand fesyen asal Bandung yang mengusung keunikan kain ikat celup khas Jepang dengan sentuhan budaya lokal Indonesia.
 
Didirikan oleh Anaritadevi pada 2017, Narita Shibori lahir dari keinginan kuat untuk menciptakan kain bermotif khas yang berbeda dari batik dan tenun yang sudah lebih dahulu populer.
 
Anaritadevi kemudian mempelajari teknik shibori, sejenis teknik ikat celup berasal dari Jepang yang memiliki banyak ragam teknik, mulai dari digulung diikat di paralon, diserut termasuk digambar, jelujur, tarik, ikat sebelum dicelup, hingga membutuhkan waktu 2 minggu hingga 1 bulan untuk menyelesaikan satu kain.
 
Berawal dari produk sederhana seperti tote bag dan pouch, Anaritadevi kemudian memperluas kreasinya ke ranah fesyen dan kini tengah mengembangkan lini produk home decor, sejalan dengan latar belakangnya di bidang arsitektur interior. Dengan semangat berinovasi, Anaritadevi mengolah kain handmade menjadi fesyen tematik dan edisi terbatas yang digemari pasar.
 
"Awalnya kami masih trial and error, belum tahu arah bisnisnya ke mana. Tapi sejak bergabung dengan Pertamina di 2019 dan menerima bantuan modal usaha, kami mulai serius menekuni shibori," ungkap Anaritadevi.
 
Puncaknya, Anaritadevi bergabung dalam program UMK Academy Pertamina pada 2022 dan terus berkembang hingga mengikuti kelas Go Digital tingkat nasional di 2024.
 
"UMK Academy membuka banyak pintu. Saya belajar strategi pemasaran, digitalisasi, serta menjalin relasi dan kolaborasi antar UMKM. Jangkauan pasar kami kini meluas ke Surabaya, Semarang, Makassar, Kalimantan, bahkan hingga Belanda," tambah dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)