Serangan Drone AS Tewaskan Pemimpin ISIS di Suriah

Pesawat drone MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat. (EPA)

Serangan Drone AS Tewaskan Pemimpin ISIS di Suriah

Willy Haryono • 9 July 2023 21:41

Washington: Serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) telah menewaskan seorang pemimpin kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah. Serangan terjadi beberapa jam setelah drone MQ-9 Reaper yang sama diganggu pesawat jet militer Rusia di bagian barat Suriah, menurut laporan Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon.

Tiga Reapers terbang di langit Suriah dalam mencari militan ISIS pada Jumat kemarin, kata seorang pejabat Pentagon. Selama pencarian, ketiga drone diganggu sekitar dua jam oleh pesawat Rusia.

Tak lama setelah itu, drone menyerang dan membunuh Usamah al-Muhajir, yang sedang mengendarai sepeda motor di wilayah Aleppo. Keterangan disampaikan seorang pejabat Pentagon yang menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk membahas masalah tersebut secara terbuka.

Pejabat itu mengatakan, al-Muhajir berada di Suriah barat laut pada saat penyerangan, walau biasanya ia beroperasi di wilayah timur.

Dikutip dari laman Al Arabiya News, Minggu, 9 Juli 2023, belum diketahui secara jelas bagaimana militer AS memastikan bahwa orang yang terbunuh adalah al-Muhajir. Sejauh ini, tidak ada detail lain yang diberikan.

Dalam sebuah pernyataan hari Minggu ini, Komando Pusat AS mengatakan tidak ada indikasi kematian warga sipil dalam serangan di Suriah. Namun militer sedang memeriksa laporan mengenainya adanya seorang warga sipil yang mungkin terluka.

Jumat adalah hari ketiga berturut-turut di mana para pejabat AS mengeluhkan jet tempur Rusia di Suriah yang disebut melakukan penerbangan tidak aman dan mengganggu drone Amerika.

Letnan Jenderal Alex Grynkewich, kepala Komando Pusat Angkatan Udara AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa selama gangguan tersebut, pesawat Rusia "melakukan 18 manuver jarak dekat tak profesional yang menyebabkan MQ-9 bereaksi untuk menghindari situasi tidak aman."

Gesekan pertama antara AS dan Rusia terjadi pada Rabu pagi, ketika pesawat militer Moskow "terlibat dalam perilaku tidak aman dan tidak profesional" saat tiga drone MQ-9 Amerika sedang melakukan misi melawan ISIS. Satu hari setelahnya, militer AS mengatakan pesawat tempur Rusia terbang "sangat tidak aman dan tidak profesional" terhadap pesawat Prancis dan AS di langit Suriah.

Kolonel Michael Andrews, juru bicara Komando Pusat Angkatan Udara AS, mengatakan bahwa insiden di hari Kamis berlangsung hampir satu jam dan meliputi satu unit jet SU-34 dan satu SU-35. Kedua pesawat mengerahkan suar secara langsung ke drone MQ-9.

Para pejabat AS mengatakan drone tidak bersenjata pada penerbangan sebelumnya, tetapi membawa senjata di hari Jumat saat mereka memburu al-Muhajir.

"Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh wilayah,” kata Jenderal Erik Kurilla, komandan Komando Pusat AS, dalam pernyataan tersebut.

Laksamana Muda Oleg Gurinov, kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, mengatakan pekan lalu bahwa militer Rusia dan Suriah telah memulai pelatihan bersama selama enam hari yang berakhir di hari Senin.

Gurinov menambahkan dalam komentar di media pemerintah Suriah bahwa Moskow prihatin atas penerbangan drone koalisi pimpinan AS di Suriah utara. Menurut Rusia, penerbangan drone tersebut merupakan "pelanggaran sistematis terhadap protokol" yang dirancang untuk menghindari bentrokan antara kedua militer.

Baca juga:  Tiga Jet Rusia Diklaim 'Lecehkan' Drone AS yang Perangi ISIS di Suriah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)