Dua polisi bersiaga di salah satu sudut kota Berlin, Jerman. (EPA/Clemens Bilan)
Willy Haryono • 9 July 2023 14:41
Giessen: Kepolisian Jerman mengatakan bahwa sebanyak 26 polisi terluka dalam kerusuhan di sebuah acara budaya Eritrea di kota barat Giessen, sekitar 50 kilometer utara Frankfurt pada Sabtu, 8 Juli. Dalam bentrokan di festival tersebut, aparat keamanan menangkap sekitar 200 orang.
Polisi mengatakan botol-botol dilemparkan ke arah mereka dan bom asap dinyalakan ketika sekelompok warga Eritrea yang menentang penguasa otokratis negara Afrika itu mencoba memaksa masuk ke lokasi acara.
Sekitar 1.000 petugas, meriam air, semprotan merica, dan helikopter dikerahkan ke kota Giessen untuk mengendalikan situasi, menurut laporan kantor berita DW News.
Sementara dikutip dari India Today, Minggu, 9 Juli 2023, sekitar 200 orang ikut serta dalam aksi unjuk rasa menentang festival tersebut. Juru bicara kepolisian Christopher Pfaff mengimbau masyarakat untuk menghindari pusat Giessen saat operasi sedang berlangsung.
Ini bukan pertama kalinya festival Eritrea di Jerman diwarnai insiden kekerasan. Agustus tahun lalu, banyak orang terluka dalam acara tersebut setelah sekitar 100 individu menyerang para relawan dan pengunjung, menurut laporan media Bild.
Penyelenggara festival dituduh dekat dengan pemerintah otoriter Eritrea di bawah Isaias Afwerki, yang telah memerintah negara itu sejak kemerdekaannya dari Ethiopia sekitar 30 tahun lalu.
Mereka yang menghasut kekerasan pada acara tahun ini diyakini sebagai anggota oposisi Eritrea.
Eritrea telah menjadi sasaran sanksi internasional karena keterlibatannya dalam konflik regional, termasuk atas pelanggaran dalam perang di wilayah Tigray utara Ethiopia.