Susu. Foto:Unsplash.
Jakarta: Sektor dairy atau susu masih menarik seiring dengan perkembangan tingginya konsumsi susu yang mencapai 4,5 juta ton. Sedangkan produksi susu segar sebagai bahan baku susu dalam negeri hanya sebesar 0,96 juta ton pada 2021.
Selain itu selama kurun waktu 2000 sampai dengan 2021 tampak konsumsi susu tumbuh sebesar enam persen secara Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau rata-rata tahunan. Sementara produksi susu segar tumbuh sebesar 3,2 persen dalam kurun waktu yang sama.
"Kenaikan konsumsi susu karena kenaikan daya beli dan kelas menengah masyarakat indonesia dan ke depan akan naik terus ditengah produksi yang terbatas," jelas Investment Analyst Stockbit Bayu Santoso, dalam paparannya, Senin, 26 Juni 2023.
Dia mengatakan pengeluaran per kapita untuk susu Indonesia akan terus naik dari 2020 sampai dengan 2025 dengan kenaikan sebesar 7,5 persen. Perkiraan ini lebih tinggi dari pertumbuhan kolektif untuk Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam yang sebesar 5,2 persen.
"Namun produksi dalam negeri masih belum mampu memenuhi konsumsi sehingga membutuhkan impor susu," tegas dia.
Harga mahal
Sementara itu, Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat konsumsi susu per kapita pada 2021 sebesar 12 per kg atau di bawah negara maju lain seperti Tiongkok, India, Jepang, dan Brasil yang sebesar 25 per kg, 64 per kg, 70 per kg, 117 per kg dan Selandia Baru sebesar 225 per kg.
Nah harga susu masih mahal dengan rasio pengeluaran untuk konsumsi susu sebesar 0,03 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau di atas Brasil, Thailand, Jepang, dan New Zealand yang sebesar 0,022 persen, 0,021 persen, 0,015 persen, 0,0058 persen, dan 0,0047 persen.
"Harga mahal karena mayoritas masih impor seperlimanya, dan kami lihat dari populasi sapi perah 578 ribu ekor masih di bawah target sebesar 1,8 juta ekor sapi perah di 2025 untuk mencapai produksi susu segar memenuhi 60 persen dari produksi dalam negeri," tegas dia.
Selain itu kurang produktivitas dalam negeri juga menyebabkan harga susu masih mahal sehingga supply masih di bawah demand. Produktivitas sapi perah sebesar 10-12 liter per ekor. Jumlahnya di bawah US, Uni Eropa, Australia dan Selandia Baru yang sebesar 30-35 liter, 25-30 liter, Australia sebesar 20-25 litar dan Selandia Baru sebesar 18 sampai dengan 22 liter.
Pada awal 2023, sejumlah investor mulai masuk membeli saham pengolah susu. Seperti yang dilakukan general Atlantic membeli saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) sebanyak 5,64 persen. CVC melalui Pelican Company membeli 18,13 saham PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU). Lalu ada Northstar membeli saham Greenfields, anak usaha Japfa Ltd, yang memiliki operasi di Indonesia, Malaysia dan Hong Kong, sebesar 80 persen.