Ilustrasi. FOTO: dok MI
Angga Bratadharma • 4 August 2023 08:44
New Delhi: Larangan ekspor beras India dapat memengaruhi pasar beras global dan jutaan orang diperkirakan terkena dampaknya. Bahkan, konsumen dari Asia dan Afrika bakal menanggung beban terbesar. Diharapkan ketahanan pangan bisa segera terwujud demi kepentingan yang lebih besar.
India, pengekspor beras terbesar di dunia, melarang ekspor beras putih non-basmati pada 20 Juli, karena pemerintah berusaha menjinakkan harga pangan domestik yang melonjak dan memastikan ketersediaan domestik yang memadai dengan harga yang wajar. Negara ini menyumbang lebih dari 40 persen perdagangan beras global.
"Malaysia tampaknya menjadi yang paling rentan menurut analisis kami," kata Barclays dalam laporan baru-baru ini, menyoroti ketergantungan negara yang cukup besar pada beras India, dikutip dari CNBC International, Jumat, 4 Agustus 2023.
"Ini mengimpor sebagian besar pasokan berasnya, dan India menyumbang bagian yang relatif besar dari impor berasnya," tulis para analis.
Singapura kemungkinan terpengaruh juga, dengan laporan yang menunjukkan India menghasilkan sekitar 30 persen dari impor beras dari negara tersebut. Namun, Barclays mencatat Singapura sangat bergantung pada impor makanan secara umum, bukan hanya beras. Negara tersebut saat ini sedang mencari pengecualian dari larangan India.
Harga beras saat ini berada di level tertinggi dalam satu dekade, dengan El Nino memberikan risiko lebih lanjut pada produksi global di produsen beras utama Asia lainnya seperti Thailand, Pakistan, dan Vietnam. Barclays menunjukkan bahwa Filipina akan menjadi yang paling rentan terhadap kenaikan harga beras global.