Salah satu gudang gandum yang rusak akibat serangan Rusia di Ukraina. (Handout / TELEGRAM/@odeskaODA / AFP)
Medcom • 4 September 2023 16:59
Moskow: Rusia meluncurkan serangan udara di pelabuhan pengekspor biji-bijian terbesar di Ukraina, beberapa jam sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan melangsungkan perundingan. Sejumlah suara ledakan di daerah tersebut kemudian dilaporkan oleh media Ukraina.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin, 4 September 2023, serangan berlangsung saat Putin dan Erdogan bertemu di Resor Sochi di Laut Hitam Rusia untuk membicarakan kesepakatan ekspor gandum Ukraina yang meringankan krisis pangan di beberapa bagian Afrika, Timur Tengah dan Asia.
Angkatan Udara Ukraina pada Senin ini menyerukan kepada penduduk di sekitar pelabuhan Izmail, salah satu pelabuhan pengekspor biji-bijian utama Ukraina di Sungai Danube, Odesa, untuk segera berlindung.
Kesepakatan yang sebelumnya dimediasi PBB di Turki pada Juli 2022 telah mengizinkan hampir 36 juta ton biji-bijian dan komoditas lainnya untuk dikirim melalui tiga pelabuhan Ukraina, meski invasi Rusia masih berlangsung.
Namun sekitar enam minggu lalu, Moskow menarik diri dari perjanjian tersebut sebab ekspor makanan dan pupuknya menghadapi kendala serta menipisnya pasokan gandum Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan.
Sejak saat itu, Rusia kerap menyerang Pelabuhan Sungai Danube yang merupakan jalur utama ekspor gandum Ukraina.
Serangan pada hari Senin ini, yang skalanya belum terungkap, terjadi setelah penyerangan di Pelabuhan Reni, Danube pada hari Minggu kemarin. Tragedi di akhir pekan tersebut merusak infrastruktur pelabuhan dan melukai setidaknya dua orang.
Ajudan utama Erdogan mengatakan kepada A Harber pada Minggu, bahwa pertemuan dengan Putin akan memainkan peran vital dalam menghidupkan kembali koridor gandum.
"Status (kesepakatan gandum) saat ini akan dibahas dalam pertemuan puncak hari Senin. Kami berhati-hati, namun juga berharap bisa mencapai titik terang karena ini adalah situasi yang mempengaruhi seluruh dunia," kata Kepala Penasihat Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Erdogan, Alif Cagatay Kilic.
Erdogan berulang kali berjanji untuk mengembalikan perjanjian gandum Laut Hitam. (Hillary Sitohang)