Momentum Pemulihan Ekonomi Melambat di Kawasan Asia Timur dan Pasifik

Ilustrasi ekonomi Asia Pasifik. Foto: RBS.

Momentum Pemulihan Ekonomi Melambat di Kawasan Asia Timur dan Pasifik

Arif Wicaksono • 2 October 2023 14:51

Washington: Pertumbuhan di Kawasan Asia Timur dan Pasifik yang sedang berkembang diproyeksikan tetap kuat pada lima persen pada 2023. Akan tetapi pertumbuhan tersebut akan melandai di paruh kedua 2023 dan diperkirakan menjadi 4,5 persen selama 2024.

Menurut laporan East Asia and Pacific October 2023 Economic Update Bank Dunia, pertumbuhan di kawasan tahun ini lebih tinggi daripada pertumbuhan rata-rata yang diproyeksikan untuk seluruh pasar berkembang dan ekonomi berkembang (emerging market and developing economies) lainnya, tetapi lebih rendah daripada yang diproyeksikan sebelumnya.

Pertumbuhan di Tiongkok pada 2023 diproyeksikan sebesar 5,1 persen dan di kawasan tanpa memasukkan Tiongkok diproyeksikan 4,6 persen. Pertumbuhan negara-negara Kepulauan Pasifik diproyeksikan menjadi 5,2 persen.

Pada 2024, kondisi eksternal yang membaik akan membantu pertumbuhan di bagian lain Kawasan ini, akan tetapi permasalahan yang tetap ada di Tiongkok seperti memudarnya kebangkitan akibat pembukaan kembali perekonomian, peningkatan utang, serta lemahnya sektor properti, faktor-faktor struktural, seperti usia warga yang semakin tua, menjadi beban bagi pertumbuhan di Tiongkok, mengakibatkan perlambatan menjadi 4,4 persen pada 2024.

Pertumbuhan di bagian lain kawasan ini diharapkan mendekati 4,7 persen pada 2024, seiring pemulihan pertumbuhan global dan kondisi finansial yang semakin mudah yang mengimbangi dampak perlambatan pertumbuhan di Tiongkok dan langkah-langkah kebijakan di negara-negara lain.

Meningkatnya tekanan geopolitik, serta kemungkinan terjadinya bencana alam, termasuk kejadian-kejadian cuaca ekstrim, merupakan beberapa risiko yang dihadapi pada prospek perekonomian kawasan ini.

"Kawasan Asia Timur dan Pasifik masih menjadi salah satu kawasan yang bertumbuh paling cepat dan paling dinamis di dunia, meskipun angka pertumbuhan melambat," ujar Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia dan Pasifik Manuela V. Ferro dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 2 Oktober 2023.

"Selama jangka menengah, untuk dapat menjaga angka pertumbuhan tetap tinggi akan memerlukan dilakukannya berbagai reformasi untuk mempertahankan daya saing sektor industri, melakukan diversifikasi mitra dagang, serta memperbesar potensi sektor jasa untuk  meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan pekerjaan," jelas dia.

Peran sektor jasa


Sektor jasa dapat memainkan peran yang semakin penting dalam mendorong pembangunan di kawasan yang dikenal dengan pertumbuhan yang didorong oleh sektor manufaktur. Sektor jasa telah menjadi kontributor utama bagi produktivitas tenaga kerja secara agregat selama satu dekade terakhir.

Ekspor jasa mengalami pertumbuhan lebih cepat daripada ekspor barang. Dan pertumbuhan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment, FDI) di sektor jasa telah melampaui FDI di sektor manufaktur lima kali lebih besar di Tiongkok, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Perpaduan antara teknologi digital dengan reformasi sektor jasa meningkatkan performa perekonomian. Di Filipina, penggunaan perangkat lunak dan analisis data oleh perusahaan meningkatkan produktivitas perusahaan sebesar rata-rata 1,5 persen selama periode 2010-2019.

Di Vietnam, kurangnya hambatan kebijakan seperti misalnya pembatasan masuk dan kepemilikan asing pada jasa transportasi, finansial, serta bisnis mengakibatkan peningkatan tahunan sebesar 2,9 persen dalam bentuk nilai tambah per pekerja di sektor-sektor ini selama periode 2008-2016.

Dihilangkannya hambatan-hambatan tersebut juga menyebabkan peningkatan sebesar 3,1 persen pada produktivitas tenaga kerja di perusahaan-perusahaan manufaktur yang memanfaatkan layanan-layanan ini, memberi manfaat secara signifikan bagi usaha swasta kecil dan menengah.

Kombinasi reformasi sektor jasa dan digitalisasi

Kombinasi antara reformasi sektor jasa dengan digitalisasi tidak hanya menciptakan berbagai peluang baru, tetapi juga meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengambil manfaat dari peluang-peluang tersebut.

Misalnya, pembelajaran jarak jauh serta telemedicine yang didukung oleh staf setempat yang terpilih, terlatih, dan termotivasi menghasilkan pembelajaran dan capaian kesehatan yang lebih baik di kawasan ini, meskipun masih terjadi ketidaksetaraan terhadap akses yang signifikan.

“Reformasi jasa dan digitalisasi dapat menghasilkan siklus yang baik dalam meningkatkan peluang ekonomi serta mengembangkan kapasitas sumber daya manusia yang mendorong pembangunan di kawasan ini,” kata Ekonom Utama Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)