Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dalam pertemuan PMC ASEAN di Jakarta, Kamis, 13 Juli 2023. (Kemenlu RI)
Willy Haryono • 14 July 2023 17:37
Jakarta: Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Rabu, 12 Juli lalu, yang dilakukan di hari di mana Perdana Menteri Fumio Kishida bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol.
Peluncuran juga dilakukan saat Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi berada di Jakarta dalam mengikuti rangkaian pertemuan ASEAN.
"Menteri Hayashi mengutuk keras peluncuran rudal balistik ICBM, yang terjadi dua hari lalu pada tanggal 12 Juli," ucap Deputy Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Jepang, Okano Yukiko, dalam keterangan daring kepada awak media, Jumat, 14 Juli 2023.
Hayashi, yang juga bertemu Menlu Korea Selatan Park Jin di Jakarta, mengatakan bahwa aktivitas rudal dan nuklir Korea Utara merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan komunitas internasional.
ICBM merupakan salah satu rudal Korea Utara yang dapat terbang jauh dan dipasangi hulu ledak nuklir. Senjata jenis ini dinilai mengancam keamanan, terutama terhadap negara-negara tetangga terdekat seperti Korea Selatan dan Jepang.
Sementara itu di New York, Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim Song menegaskan bahwa peluncuran rudal ICBM adalah pelaksanaan hak membela diri "untuk mencegah gerakan militer berbahaya dari pasukan musuh dan menjaga keamanan negara kita."
Korea Utara terakhir kali berbicara di pertemuan DK PBB tentang program rudal nuklir dan balistiknya pada Desember 2017, menurut keterangan para diplomat.
Dikenal secara resmi dikenal sebagai Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), Korut telah berada di bawah sanksi PBB untuk program rudal dan nuklirnya sejak 2006. Ini meliputi larangan pengembangan rudal balistik.
Selama beberapa tahun terakhir, DK PBB telah terpecah tentang bagaimana menangani Korea Utara. Rusia dan Tiongkok, negara pemilik hak veto bersama dengan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, mengatakan lebih banyak sanksi terhadap Korea Utara tidak akan membantu. Keduanya menginginkan agar sanksi dilonggarkan.
Baca juga: Berbicara di Dewan Keamanan PBB, Dubes Korut Bela Peluncuran Rudal ICBM