Komitmen dan Political Will Jadikan ASEAN Kawasan Bebas Senjata Nuklir

Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers usai pertemuan ASEAN di Hotel Shangri-la. Foto: Medcom.id

Komitmen dan Political Will Jadikan ASEAN Kawasan Bebas Senjata Nuklir

Fajar Nugraha • 14 July 2023 20:39

Jakarta: ASEAN terus bekerja keras mempersiapkan menghadapi tantangan masa depan. Ini termasuk berkomitmen untuk menjadi kawasan bebas senjata nuklir.

 

Menutup pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-56, Menlu Retno Marsudi mengatakan, negara anggota ASEAN berkomitmen memperkokoh soliditasnya.

 

Untuk mempersiapkan hadapi tantangan masa depan, para Menlu ASEAN sepakat untuk mulai membahas ASEAN Concord IV.  Diharapkan draft terakhir akan disampaikan ke KTT ke-43 untuk mendapatkan persetujuan para pemimpin ASEAN.

 

Concord ini akan menjadi visi dan panduan ASEAN untuk jangka panjang, ASEAN 2045.

 

ASEAN terus bekerja keras, tidak saja menjadi ‘convening power’ (utamakan budaya komunikasi dan dialog), namun juga menjadikan ASEAN sebagai kontributor utama perdamaian dan stabilitas kawasan,” ujar Menlu Retno dalam konferensi pers usai pertemuan ASEAN di Hotel Shangri-la, Jumat 14 Juli 2023.

 

Dalam kaitan ini, terdapat beberapa hal yang dihasilkan dari pertemuan. Pertama, disepakati panduan untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conduct di Laut China Selatan yang efektif dan substantif.

 

“Kemudian adanya komitmen dan political will negara ASEAN untuk bekerja keras menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
 

Dalam kaitan ini, ASEAN akan melanjutkan pembahasan untuk menarik negara-negara pemilik senjata nuklir agar dapat mengaksesi Protokol SEANWFZ Treaty,” tegas Menlu Retno.

 

ASEAN juga telah melakukan gerak cepat mengeluarkan ASEAN Statement segera setelah uji coba senjata balistik di Semenanjung Korea. Statement ini telah keluar kemarin.

 

Selain itu, telah disepakati juga ASEAN Maritime Outlook. Outlook ini sangat strategis untuk mencegah duplikasi penanganan isu maritim dan akan berkontribusi menciptakan kondisi yang kondusif bagi implementasi AOIP.

 

“Sebagai Ketua ASEAN , Indonesia sekaligus ingin meyakinkan bahwa kerjasama maritim adalah untuk menyatukan, bukan untuk menciptakan ancaman.  Disini, inklusivitas akan tetap menjadi kunci,” ujarnya.
 

ASEAN menurut Menlu Retno juga memperkuat ARF. Di usia ke-30 tahun, sambil terus memperkuat confidence-building measures (CBM).

 

Di tengah rivalitas semakin tinggi di kawasan Indo-Pasifik, ARF juga telah sepakat untuk mulai memperkuat preventive diplomacy, termasuk memperkuat kapasitas ARF dalam melakukan preventive diplomacy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)