KTT ke-17 BRICS berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil. Foto: Dok Anadolu Agency
Naufal Zuhdi • 11 July 2025 10:35
Jakarta: Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Falianty merespons soal pernyataan pemerintah Indonesia yang konsisten untuk tidak keluar dari BRICS meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam untuk negara-negara BRICS akan dikenakan tarif tambahan.
"Itu mungkin juga bagaimana mitigasi berbagai risiko dari keputusan tersebut juga harus disiapkan oleh para pelaku usaha. Artinya kita sudah lebih akan mengutamakan market BRICS ke depannya," ucap Telisa dikutip Jumat, 11 Juli 2025.
Di sisi lain, Telisa pun turut mengomentari soal pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Brasil beberapa waktu lalu.
Telisa menyampaikan, meski Brasil merupakan anggota dari BRICS, akan tetapi Brasil bukanlah pesaing besar AS dalam perdagangan internasional. Maka dari itu, persaingan antara AS-Brasil tidak akan terlalu berpengaruh terhadap posisi tawar Brasil di mata AS.
"Brasil inikan negara yang tropis yang juga penuh dengan komoditi, berbeda dengan Tiongkok yang penuh dengan manufaktur. Persaingan AS-Brasil tidak (akan) seketat persaingan AS-Tiongkok. Sebetulnya kalau dengan Brasil, (AS) lebih netral kalau dibanding negara BRICS yang lain, jadi tidak akan terlalu mempengaruhi tarif," ungkapnya.
Baca juga:
Indonesia Terancam Tarif Lebih Tinggi dari Trump Gegara BRICS |