Ilustrasi. Foto: Dok MI
M Ilham Ramadhan Avisena • 7 March 2025 13:42
Jakarta: Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menilai perang dagang yang tengah masuk babak baru akan berdampak besar pada perekonomian Indonesia. Itu terutama dari sisi harga barang impor yang digunakan oleh Indonesia.
“Dengan perang dagang yang sudah dimulai ini memang dampaknya akan sangat besar ke Indonesia, pertama, harga barang impor akan semakin mahal,” ujar Ekonom Makroekonomi dan Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky, Jumat, 7 Maret 2025.
“Karena walau semua tidak dari AS, tetapi banyak komponen yang dibuat di AS kemudian bahan bakunya dari negara lain seperti Meksiko, Kanada, dan Tiongkok, itu kemudian diekspor ke negara lain sebagai bahan baku lanjutan, ini yang kemudian kita kenal sebagai konsep global value chain,” tambah dia.
Adapun dari kenaikan harga barang-barang impor itu, imbuh Riefky, tingkat inflasi di Indonesia berpotensi mengalami kenaikan. Alhasil otoritas terkait seperti Bank Indonesia dan pemerintah perlu melakukan tindakan-tindakan yang bisa meminimalkan potensi risiko tersebut.
Di saat yang sama, Tiongkok yang menjadi sasaran utama dari kebijakan tarif tinggi AS juga akan mencari pasar lain untuk melakukan ekspor. Indonesia, berpotensi menjadi sasaran empuk dari barang-barang Negeri Tirai Bambu.
“Akan ada langkah-langkah yang diambil Tiongkok, misalnya, seperti kemudian mengalihkan ekses produksi ke pasar lain selain AS, seperti Asia. Jadi, ada potensi juga kita akan kebanjiran produk impor dari Tiongkok. Ini yang akan menekan trade balance kita,” jelas Riefky.
Baca juga:
Perang Dagang Dimulai, BI Waspadai Tekanan ke Inflasi dan Perdagangan RI |