Paus Fransiskus Sampaikan Terima Kasih atas Doa dalam Pesan Audio

Paus Fransiskus sampaikan pesan audio untuk masyarakat. Foto: EFE-EPA

Paus Fransiskus Sampaikan Terima Kasih atas Doa dalam Pesan Audio

Fajar Nugraha • 7 March 2025 17:36

Vatican City: Dalam kondisi suara yang lemah dan napas tersengal, Paus Fransiskus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada umat atas doa yang dipanjatkan untuk kesehatannya. Pesan audio tersebut, yang direkam langsung dari rumah sakit, menjadi bukti pertama dari kondisi Paus sejak ia dirawat tiga pekan lalu akibat pneumonia ganda.

Rekaman suara dalam bahasa Spanyol itu disiarkan pada Kamis 6 Maret 2025 kepada umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk doa Rosario malam.

"Dari lubuk hati, saya berterima kasih atas doa-doa yang kalian panjatkan untuk kesehatan saya. Dari sini, saya menemani kalian," ujar Paus Fransiskus dengan suara lirih yang menggema di tengah keheningan lapangan. 

"Semoga Tuhan memberkati kalian dan Bunda Maria melindungi kalian. Terima kasih," imbuh Paus.

Bagi mereka yang terbiasa mendengar suara Paus, rekaman ini memberikan dampak emosional yang mendalam, sekaligus menegaskan betapa serius kondisi kesehatannya saat ini.

Reaksi umat dan pihak gereja

Sebelum pesan tersebut diperdengarkan, Kardinal Ángel Fernández Artime yang memimpin doa Rosario memberikan pengumuman mengejutkan kepada jemaat.

"Saya memiliki kabar baik, sebuah hadiah yang indah," ujar Artime yang disambut dengan tepuk tangan, yang kembali bergema setelah Paus mengucapkan "Gracias" di akhir pesannya, seperti dikutip dari Outlook India, Jumat 7 Maret 2025.

Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, memiliki riwayat penyakit paru-paru kronis dan pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru saat masih muda.

Meskipun Vatikan secara rutin memberikan pembaruan dua kali sehari mengenai kondisi medisnya, tidak ada foto atau video Paus yang dipublikasikan sejak 14 Februari, ketika ia masih sempat menghadiri beberapa pertemuan di Vatikan sebelum akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli di Roma karena bronkitis yang memburuk.

Infeksi yang awalnya dianggap ringan berkembang menjadi komplikasi serius pada saluran pernapasan dan pneumonia ganda. Kondisi ini membuat Paus harus menjalani masa pemulihan terpanjang selama 12 tahun masa kepausannya, memunculkan pertanyaan mengenai masa depan kepemimpinannya di Vatikan.

Keadaan media Paus dan proses pemulihan
Menurut laporan terbaru dari tim dokter pada Kamis 6 Maret 2025, kondisi kesehatan Paus saat ini stabil tanpa adanya krisis pernapasan baru atau demam. Ia tetap menjalani terapi fisik dan pernapasan, serta menghabiskan waktu di kamar kepausan lantai 10 Rumah Sakit Gemelli untuk bekerja, beristirahat, dan berdoa.

Dokter juga mengonfirmasi bahwa Paus menggunakan masker mekanis non-invasif saat tidur untuk memastikan paru-parunya tetap mengembang dengan baik. Di siang hari, ia mulai beralih menggunakan selang oksigen aliran tinggi untuk memperlancar pernapasannya.

Paus Fransiskus dikabarkan telah stabil selama tiga hari berturut-turut setelah mengalami dua kali krisis pernapasan pada Senin. Dengan kondisi yang cenderung stabil, tim medis tidak berencana memberikan pembaruan lebih lanjut hingga Sabtu mendatang. Namun, prognosisnya masih bersifat hati-hati, yang berarti kesehatannya belum sepenuhnya pulih.

Dampak Ketidakhadiran Paus 

Karena kondisinya, Paus Fransiskus batal menghadiri retret spiritual bersama para pejabat tinggi Vatikan yang dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini. Meskipun demikian, acara tersebut tetap berlangsung dengan konsep "komuni spiritual" bersama Paus. Tema retret, yang telah ditetapkan sebelum ia jatuh sakit, adalah "Harapan dalam Kehidupan Abadi."

Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai komunikator yang kuat dan inovatif. Ia kerap menggunakan rekaman video ponsel untuk menyampaikan pesan langsung kepada komunitas di berbagai belahan dunia. Dengan upaya luar biasa yang ia lakukan untuk merekam pesan audio ini, tampak jelas bahwa ia menyadari betapa besar dampak suara dan kehadirannya, bahkan dalam keadaan fisik yang melemah.

Para pejabat Vatikan pun menilai bahwa suara Paus sangat dibutuhkan di tengah berbagai konflik global saat ini. Kehadirannya, baik secara fisik maupun melalui pesan-pesan spiritualnya, tetap menjadi simbol harapan bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)