Kepala Biro Infohan Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas. Foto: Tangkapan layar.
Siti Yona Hukmana • 17 April 2025 12:26
Jakarta: Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus berulah dengan membunuh warga sipil di Papua. Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyebut KKB melakukan aksi brutal itu karena menjadikan masyarakat sebagai tameng hidup.
"Nah, ketika bicara tadi, ada korban masyarakat sipil, kemudian ada TNI, atau pun Polri, karena polanya mereka, mereka separatis itu menggunakan tameng hidupnya adalah masyarakat," kata Kepala Biro Infohan Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas dalam webinar bertema Evolusi Ancaman dan Tantangan Pertahanan Kontemporer, Kamis, 17 April 2025.
Sementara itu, Frega menyebut ketika prajurit TNI menjadi korban, Tentara Nasional Indonesia tidak bisa bergerak leluasa. Ada Konvensi Jenewa dan hukum humanitar yang harus dipedomani.
"Nah, ini juga menjadikan pembatasan buat kita, karena kita adalah prajurit profesional, salah satu jati diri prajurit TNI kan adalah tentara profesional. Sehingga, kita juga harus mematuhi kaedah-kaedah hukum," ungkapnya.
Namun, kata Frega, ketika kelompok separatis itu menggunakan masyarakat sipil sebagai tameng bisa mempersulit keadaan. Meskipun TNI-Polri terus melakukan operasi berdampingan dengan pemerintah daerah dan aparat-aparat keamanan lain di Papua.
Baca juga: Total 16 Jenazah Korban KKB di Yahukimo Berhasil Diidentifikasi |