#OnThisDay 15 September: Banjir Bandang Mandailing Natal 2009 Renggut Belasan Nyawa

Ilustrasi banjir bandang. (medcom.id)

#OnThisDay 15 September: Banjir Bandang Mandailing Natal 2009 Renggut Belasan Nyawa

Lukman Diah Sari • 15 September 2025 07:45

Jakarta: Tepat 16 tahun lalu, pada 15 September 2009, banjir bandang menerjang sejumlah desa di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatra Utara. Ketinggian air saat itu mencapai dua meter.

Banjir bandang tersebut merendam enam desa di pedalaman Mandailing Natal, yaitu Rantau Panjang, Lubuk Kapondong I, Lubuk Kapondong II, Saleh Baru, Tabilang, dan Manuncang. Peristiwa itu terjadi saat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, sehingga banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan diri.

Menurut laporan resmi dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, 12 orang dinyatakan meninggal dunia, 25 orang hilang, dan lebih dari 2.000 kepala keluarga mengungsi. Sementara itu, 698 unit rumah dilaporkan hanyut.

Namun, beberapa sumber lain menyebutkan angka korban meninggal mencapai 15 orang, sementara jumlah korban hilang tetap 25 orang. Berdasarkan data yang dihimpun, derasnya banjir diduga diperparah oleh tumpukan kayu gelondongan yang terbawa arus, diduga berasal dari aktivitas illegal logging di kawasan hulu.

Banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai Sulangaling, anak sungai dari Muara Batang Gadis. Tragisnya, informasi tentang bencana ini baru diterima oleh pihak berwenang sekitar pukul 09.00 WIB, karena akses jalan dan komunikasi terputus total.

“Sulitnya akses komunikasi ini membuat kami juga masih belum mengetahui secara pasti berapa kerusakan bangunan, ladang atau persawahan milik warga akibat banjir bandang ini,” kata Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Sumut, Eddy Syofian, saat itu.

Dalam upaya tanggap darurat, Tim Kesehatan dari Pusat Krisis Kemenkes dikerahkan ke lokasi. Tim terdiri dari tiga dokter, dua perawat, dan satu sanitarian yang membawa perlengkapan medis darurat, termasuk 50 kantong jenazah, MP-ASI, kaporit, dan obat-obatan.

Tim tambahan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal juga diterjunkan, terdiri dari dokter umum, dokter gigi, dan empat perawat, serta membentuk pos kesehatan darurat untuk memberikan layanan medis kepada korban dan pengungsi. Kemudian, dari Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan mengirimkan 1 dokter spesialis dan 1 dokter spesialis penyakit dalam.

*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)