Longsor mengubur dua belas rumah di Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (14/11). Dokumentasi: BPBD Kabupaten Cilacap
Yogyakarta: Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya mengenali retakan tanah berbentuk lengkung menyerupai tapal kuda sebagai indikator awal sebelum lereng bergerak dan memicu longsor.
“Retakan tapal kuda terbentuk pada batas antara lereng yang masih stabil dan bagian yang mulai bergeser. Begitu retakan ini muncul, risiko longsor meningkat signifikan,” ujar Dwikorita, Sabtu, 15 November 2025.
Menurut Dwikorita, retakan memanjang berbentuk lengkung di atas lereng harus segera diperiksa oleh masyarakat, aparat desa, relawan kebencanaan, dan pemerintah daerah, terutama saat hujan intens. Jika retakan ditemukan, aktivitas di bawah lereng harus dihentikan dan warga dipindahkan ke lokasi aman dengan jarak minimal dua kali tinggi lereng.
Penanganan Retakan Tapal Kuda
Longsor mengubur dua belas rumah di Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (14/11). Dokumentasi: BPBD Kabupaten Cilacap
Dwikorita menekankan pentingnya tindakan cepat saat cuaca cerah. Retakan harus ditutup dengan material kedap air atau tanah lempung agar air hujan tidak meresap ke dalam lereng. Penetrasi air meningkatkan tekanan di dalam tanah, yang menjadi penyebab utama pergeseran massa tanah.
“Semakin banyak air yang meresap, semakin besar dorongan dari dalam lereng hingga tanah meluncur,” tambah Dwikorita, Kepala BMKG periode 2017–2025.
Gejala Lain Sebelum Longsor
Selain retakan tapal kuda, sejumlah gejala lain dapat menjadi tanda awal longsor, antara lain:
- Pohon, tiang, atau bangunan yang miring ke arah bawah lereng.
- Munculnya rembesan air atau mata air baru di permukaan lereng.
- Lereng menggembung atau tanah ambles.
- Retakan pada lantai dan dinding bangunan di sekitar lokasi.
- Pintu atau jendela rumah sulit dibuka karena pergeseran pondasi.
- Jatuhan tanah atau kerikil dari atas lereng, disertai suara gemuruh.
Dwikorita mengingatkan warga dan tim pencarian korban untuk ekstra waspada karena curah hujan tinggi meningkatkan potensi longsor susulan.
Bencana longsor terbaru terjadi pada Kamis, 13 November 2025, di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Longsor menimbun permukiman, menyebabkan penurunan tanah sedalam dua meter dan retakan sepanjang 25 meter.
Berdasarkan data sementara, jumlah korban tercatat 46 orang. Informasi terbaru menyebut sebanyak 23 orang selamat, enam meninggal dunia, dan 17 orang hilang. Tim SAR terus melakukan pencarian sambil memantau kondisi lereng yang masih labil.