Ilustrasi kawasan Summarecon. Foto: dok Summarecon.
Ade Hapsari Lestarini • 29 August 2025 13:53
Jakarta: Laju urbanisasi yang terus meningkat mendorong permintaan hunian dan fasilitas terintegrasi di wilayah perkotaan. Kebutuhan hunian dan fasilitas yang terintegrasi di wilayah padat penduduk mendorong konsentrasi pasar dan mobilitas pelanggan yang efisien, menjadikan kota terpadu sebagai lahan ekspansi yang rasional bagi pelaku usaha.
Menginjak usia lima dekade, PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) menegaskan kesiapan ekosistem "siap tumbuh" melalui sembilan kawasan terpadu yang telah dikembangkan. Salah satunya, Kota Summarecon Bekasi, menjadi contoh konkret.
"Geliat pengembangan Summarecon Bekasi sebagai proyek kota terpadu mengubah utara Kota Bekasi menjadi kawasan hunian dan komersial metropolitan yang berkembang," ujar Executive Director Summarecon Agung, Magdalena Juliati, dalam keterangan tertulis, Jumat, 29 Agustus 2025.
Magda menjelaskan, Summarecon Bekasi berjarak sekitar 21 kilometer di timur Jakarta, lahan lebih dari 500 hektare (ha) ini diposisikan sebagai kota satelit yang memadukan perdagangan dan industri. Infrastruktur kunci seperti flyover KH Noer Ali sepanjang kurang lebih 750 meter mengikat pergerakan dari utara ke selatan, sementara Summarecon Mal Bekasi, area perkantoran dan hotel, serta sekolah Islam Al-Azhar dan BPK Penabur membentuk fondasi trafik yang stabil.
"Saat ini Summarecon Bekasi sudah menjadi ikon dan destinasi, bukan hanya bagi warga Bekasi, tetapi juga kota-kota sekitarnya. Salah satunya sebagai destinasi pendidikan karena fasilitasnya sudah lengkap," tambah Magdalena.
Sementara di Jakarta, Summarecon Kelapa Gading, kota terpadu pertama Summarecon, telah berevolusi dari pengembangan awal 10 ha pada 1975 menjadi sekitar 550 ha kawasan modern. Hingga kini Summarecon telah membangun kurang lebih 30 ribu rumah, 2.850 unit apartemen, dan 2.150 ruko. Sentra Kelapa Gading menaungi Mal Kelapa Gading, La Piazza, Gading Food City, serta hotel HARRIS dan POP!, dengan arus pengunjung yang pernah menembus 38 juta pada 2015. Skala kunjungan itu menempatkannya di jajaran destinasi tersibuk di Jakarta serta menjadikannya magnet alami bagi bisnis F&B, ritel, dan layanan harian.
Sedangkan di Indonesia Timur, Summarecon Mutiara Makassar mengusung konsep Aeroport City seluas sekitar 400 ha di koridor strategis dekat tol Ir. Sutami. Kedekatan dengan bandara dan pelabuhan dimanfaatkan sebagai penghela arus logistik dan perdagangan kawasan. Penataan wilayah merangkum gudang dan logistik, hotel, dan convention hall, zona perkulakan bahan bangunan, elektronik, furnitur, hingga tekstil, serta layanan esensial seperti rumah sakit dan sekolah.
Sejak 2018, kawasan ini konsisten memperkuat ekosistem kota terpadu. Terbaru, Summarecon Mutiara Makassar Convention Center hadir untuk menjawab kebutuhan ruang MICE berskala lokal hingga nasional.
Baca juga: Ini 6 Kota Mungil di Indonesia, Mana yang Pernah Kamu Kunjungi? |