Menjelang malam dengan bulan sabit. (via Islamcity)
Riza Aslam Khaeron • 20 March 2025 17:55
Jakarta: Malam Lailatul Qadar adalah malam yang paling dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Malam ini memiliki keutamaan yang sangat besar karena dalam Al-Quran disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan.
Artinya, ibadah yang dilakukan pada malam ini setara dengan ibadah selama 83 tahun 4 bulan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berusaha mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan cara meningkatkan intensitas ibadah, terutama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Berikut 7 cara untuk mendapatkan malam istimewa tersebut.
Mencari Malam Lailatul Qadar pada Malam Ganjil
Mengutip NU Online Lampung pada Ahad, 31 Maret 2024, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mencari malam Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
"
Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)
Malam ganjil tersebut adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam tersebut dengan memperbanyak doa, salat malam, membaca Al-Quran, dan memperbanyak dzikir.
Meningkatkan Intensitas Ibadah
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Muslim, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW meningkatkan amal ibadahnya secara signifikan pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Mengutip NU Online Lampung pada Ahad, 31 Maret 2024, Aisyah RA berkata:
"
Nabi SAW meningkatkan amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadan melebihi di waktu yang lain." (HR. Muslim)
Intensitas ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada malam-malam tersebut meliputi memperbanyak salat malam, membaca Al-Quran, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan memperbanyak istighfar. Rasulullah SAW juga memperbanyak itikaf di masjid, menjauhkan diri dari hal-hal duniawi, dan fokus beribadah.
Menghidupkan Malam dengan Ibadah
Masih menurut NU Online Lampung, Aisyah RA juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menghidupkan malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadan dengan ibadah, membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah, dan menjauhkan diri dari godaan duniawi. Aisyah RA berkata:
"
Ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Menghidupkan malam berarti memperbanyak salat malam, berdzikir, memperbanyak bacaan Al-Quran, dan memperbanyak sedekah. Rasulullah SAW juga tidak tidur sepanjang malam agar tidak kehilangan keberkahan dari malam tersebut.
Menjauhkan Diri dari Godaan Duniawi
Dalam penjelasan Ibnu Baththal yang dikutip dari NU Online Lampung, makna "mengencangkan kain bawah" adalah menjauhkan diri dari hubungan suami istri dan godaan duniawi lainnya selama sepuluh malam terakhir Ramadan. Rasulullah SAW fokus sepenuhnya pada ibadah dan tidak menyibukkan diri dengan urusan dunia.
"
Mengencangkan kain bawah" adalah ungkapan yang bermakna menjauhkan diri dari aktivitas duniawi, termasuk menahan diri dari hubungan suami istri dan aktivitas yang tidak mendukung ibadah. (Ibnu Baththal)
Membangunkan Keluarga untuk Beribadah
Rasulullah SAW juga membangunkan keluarganya agar ikut beribadah pada malam-malam terakhir Ramadan. Hal ini bertujuan untuk meraih keberkahan Lailatul Qadar bersama-sama dengan anggota keluarga.
"
Membangunkan keluarga untuk beribadah adalah bentuk perhatian dan kepedulian Rasulullah SAW agar seluruh anggota keluarga turut mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar." (HR. Muslim)
Menghindari Tidur dan Fokus Beribadah
Menurut riwayat dari Aisyah RA, Rasulullah SAW tidak tidur pada sebagian besar malam selama sepuluh malam terakhir Ramadan. Meskipun beliau tidak beribadah semalam penuh, namun beliau tetap menghidupkan malam dengan memperbanyak ibadah.
"
Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW melakukan ibadah satu malam penuh sampai pagi hari." (HR. Muslim)
Fokus pada ibadah seperti salat malam, membaca Al-Quran, dan berdoa dengan penuh kesungguhan adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam mencapai malam Lailatul Qadar.
Perbanyak Sedekah dan Amal Kebaikan
Pada malam-malam terakhir Ramadan, Rasulullah SAW juga memperbanyak sedekah dan amal kebaikan. Pahala sedekah yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar disebut setara dengan pahala sedekah selama seribu bulan.
Sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat, pahala dari sedekah, salat malam, dan bacaan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk memanfaatkan malam tersebut dengan banyak berbuat kebaikan dan membantu sesama.
Salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW pada malam Lailatul Qadar adalah memperbanyak doa. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca doa berikut:
"
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni." (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai pengampunan, maka ampunilah aku.) (HR. Tirmidzi)
Dengan memperbanyak doa ini, umat Islam berharap agar Allah SWT mengampuni segala dosa dan menerima seluruh amal ibadah yang dilakukan.
Mencapai malam Lailatul Qadar membutuhkan usaha dan pengorbanan yang besar. Dengan mengikuti teladan Rasulullah SAW, memperbanyak ibadah, menjauhkan diri dari godaan duniawi, memperbanyak doa, dan menghidupkan malam dengan amal kebaikan, umat Islam memiliki peluang besar untuk meraih keberkahan dan kemuliaan Lailatul Qadar.
Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar pada Ramadan tahun ini.