Wamen PKP Fahri Hamzah: Backlog 9,8 Juta Keluarga Tunjukkan Krisis Perumahan Nasional

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah. Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana

Wamen PKP Fahri Hamzah: Backlog 9,8 Juta Keluarga Tunjukkan Krisis Perumahan Nasional

Gana Buana • 7 August 2025 21:39

Jakarta: Indonesia tengah menghadapi krisis backlog perumahan yang dinilai semakin serius. Pemerintah menyebut sekitar 9,8 juta keluarga belum memiliki rumah, dengan 6 juta di antaranya tinggal di hunian tidak layak.

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah, mengungkapkan krisis perumahan di Indonesia sudah berada pada level mengkhawatirkan. Dari 9,8 juta keluarga yang belum memiliki rumah, sekitar 6 juta hidup dalam kondisi yang lebih buruk karena tinggal di hunian yang tidak layak secara struktural maupun sanitasi.

“Jika dikalkulasikan dengan rata-rata 3,2 orang per keluarga, maka lebih dari 50 juta jiwa di Indonesia hidup tanpa rumah milik sendiri,” ujar Fahri dalam pernyataannya, Kamis, 7 Agustus 2025.

Fahri menyebut pemerintah tidak tinggal diam. Negara, kata dia, mengambil alih peran strategis yang selama ini lebih banyak diserahkan kepada mekanisme pasar.

Dia menyoroti sistem data yang tidak sinkron, pendekatan pembangunan yang keliru, serta lemahnya peran negara dalam menjembatani kebutuhan dan penyediaan rumah menjadi penyebab utama banyaknya rumah yang tidak terserap oleh masyarakat.

Sebagai langkah nyata, pemerintah telah mengalokasikan anggaran hingga Rp47 triliun untuk memperbaiki rumah-rumah tidak layak di perdesaan, menata kawasan kumuh termasuk wilayah pesisir, serta membangun rumah vertikal di perkotaan.

Target pembangunan satu juta rumah vertikal per tahun telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional. Proyek ini akan didukung Bank Tanah dan BUMN untuk pengadaan lahan serta pemangkasan hambatan birokrasi.

Fahri menekankan pentingnya reformasi data melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sektoral Nasional (DTSEN), agar program bisa tepat sasaran dan menjangkau kelompok rentan secara menyeluruh.

“Presiden melihat perumahan sebagai alat strategis untuk mengatasi ketimpangan sosial. Ini bukan hanya soal papan, tapi soal keadilan. Negara hadir untuk memperbaiki keseimbangan antara kepentingan pasar dan kepentingan rakyat,” ujar Fahri.

Baca Juga: 

Minta Maaf, Menteri PKP Resmi Batalkan Rumah Subsidi Diperkecil

Dalam kesempatan yang sama, Fahri menegaskan Presiden Prabowo Subianto tetap memegang teguh komitmennya untuk membangun tiga juta rumah bagi rakyat Indonesia.

“Ini adalah janji Presiden kepada rakyat yang mengikat secara etis dan konstitusional. Tidak bisa ditarik kembali. Kita semua harus menjaga semangat proyek besar ini nyata, sedang dipersiapkan, dan akan dijalankan,” ucap Fahri.

Dia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil, untuk bersinergi dalam menyukseskan agenda besar ini.

“Kita sedang membangun masa depan. Bukan hanya rumah, tapi martabat dan harapan jutaan warga negara,” tegas Fahri.

Dari sisi pelaku usaha, Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Jakarta menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam penyediaan hunian layak dan terjangkau di kawasan urban, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Masyarakat Berpenghasilan Tertentu (MBT).

Dalam forum Musyawarah Daerah (MUSDA) REI Jakarta 2025, Ketua DPD REI Jakarta, Arvin F. Iskandar menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan swasta guna memperkuat ekosistem perumahan nasional. Dia menilai penyediaan hunian tidak bisa dipisahkan dari dinamika sosial, gaya hidup urban, dan kebutuhan komunitas.

“Penting bagi kita untuk tidak semata-mata membangun fisik rumah, tetapi juga membangun ekosistem yang berkelanjutan, yang mengedepankan konektivitas, aksesibilitas, serta keterjangkauan jangka panjang bagi masyarakat urban,” jelas Arvin.

Baca Juga: 

Bank bjb Salurkan Pembiayaan Rumah Subsidi ke 24.087 Debitur hingga Pertengahan 2025

Sebagai bentuk komitmen konkret, REI Jakarta akan menyusun policy brief berisi rekomendasi substantif kepada pemerintah daerah guna mempercepat program pembangunan satu juta rumah di perkotaan. Dokumen ini akan mencakup simplifikasi birokrasi dan percepatan sertifikasi tanah.

Dalam forum tersebut, REI DKI Jakarta juga menyoroti rendahnya penetrasi sektor properti ke pasar modal. Dari sekitar 500 anggota REI Jakarta, baru 1% yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu, REI menggagas pembentukan Jakarta Real Estate Fund senilai Rp100 triliun.

Dana ini ditujukan untuk mendorong IPO pengembang lokal, revitalisasi pasar tradisional, pengembangan pusat logistik dan perdagangan, serta pembangunan pusat data dan perumahan skala besar di Jakarta dan sekitarnya.

“Langkah-langkah yang kami dorong ini tidak hanya dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan fisik, tetapi juga sebagai upaya strategis untuk menjadikan Jakarta sebagai kota bisnis kelas dunia yang efisien, terintegrasi, dan terbuka bagi investasi,” ujar Arvin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)