Ilustrasi. Medcom.id
Purbalingga: Persoalan Anak Tidak Sekolah (ATS) masih menjadi pekerjaan rumah besar di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Sebanyak 8.691 anak pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga pendidikan kesetaraan tercatat belum atau tidak lagi melanjutkan sekolah.
Pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Untung Sugiharto, mengatakan penyebab ATS beragam. Faktor ekonomi, pernikahan dini, akses pendidikan yang sulit, hingga rendahnya motivasi belajar menjadi pemicu utama.
"Kondisi ini jelas berpengaruh terhadap masa depan generasi muda sekaligus pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah," kata Untung dalam keterangan pers dikutip Senin, 18 Agustus 2025.
Menjawab persoalan tersebut, Dindikbud Purbalingga menggulirkan Program Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (PAPA).
Menurut Untung program ini tidak hanya berfokus mengembalikan anak ke jalur pendidikan formal maupun nonformal, tetapi juga memberikan keterampilan praktis agar mereka mampu mandiri.
Dengan layanan pendidikan yang murah, relevan, dan sesuai kebutuhan anak maupun kondisi wilayah, pemerintah daerah berkomitmen memastikan tidak ada lagi anak yang kehilangan hak belajar.
Pada tahap awal, Pemerintah Kabupaten Purbalingga mengalokasikan dana sebesar Rp1,247 miliar. Bantuan diberikan secara bervariasi, mulai dari Rp450 ribu hingga Rp1,5 juta per anak.
"Masalah kompleks seperti jarak sekolah, keterbatasan akses, kondisi ekonomi keluarga, hingga minimnya motivasi anak, diupayakan teratasi melalui program PAPA ini," jelas Untung.
Untung menambahkan melalui program tersebut anak-anak terbantu dan semakin menyadari pentingnya pendidikan.
"Harapannya, mereka kembali termotivasi menempuh pendidikan yang layak, sehingga berpengaruh langsung pada peningkatan kualitas hidup sekaligus IPM Purbalingga," ujar Untung.