Banjir Rob Rendam 17 Desa di Demak, Jalan Pantura Lumpuh

Demak: Banjir rob yang melanda wilayah pesisir Kabupaten Demak, khususnya di Kecamatan Sayung, semakin parah dalam beberapa waktu terakhir. Dari 20 desa yang ada di wilayah tersebut, sebanyak 17 desa dilaporkan terdampak banjir rob dengan kondisi cukup memprihatinkan.

Tidak hanya merendam permukiman warga, banjir juga menggenangi Jalan Nasional Pantura Demak–Semarang yang merupakan jalur vital bagi mobilitas dan perekonomian antar kota. 

Hingga Jumat siang 20 Juni, ketinggian genangan di ruas jalan tersebut mencapai 50 cm, menyebabkan kemacetan parah dan membuat sejumlah kendaraan terutama sepeda motor mogok akibat nekat menerobos banjir.

"Banjir rob ini bukan hanya karena air laut pasang, tapi juga diperparah oleh curah hujan yang tinggi belakangan ini," ujar Camat Sayung, Sukarman, saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, pemerintah daerah maupun provinsi telah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi persoalan ini, antara lain dengan pompaan air (pompanisasi) serta normalisasi sungai di beberapa titik rawan.

Kondisi ini semakin mendapat sorotan publik setelah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat turun langsung ke lokasi terdampak saat menghadiri kegiatan Istighosah Kemanusiaan yang digelar oleh PCNU Demak. Momen itu menjadi harapan besar bagi masyarakat agar pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap bencana rob yang telah terjadi bertahun-tahun.

Warga pun berharap agar rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall yang selama ini diwacanakan, bisa segera terealisasi.

“Banjir rob ini datang hampir setiap hari. Kami tidak bisa hidup tenang. Kami butuh tembok laut, bukan sekadar janji,” keluh salah satu warga Desa Timbulsloko.