Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo. Foto: dok BTN.
Ade Hapsari Lestarini • 28 September 2025 14:22
Jakarta: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BTN) menghadirkan program inovatif yang memungkinkan nasabah mengurangi cicilan angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui pengelolaan sampah rumah tangga.
Program tersebut menjadi implementasi nyata BTN untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mengembangkan ekonomi hijau di sektor perumahan, termasuk pengelolaan sampah dan pembangunan berbasis komunitas.
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menjelaskan setiap orang rata-rata menghasilkan satu kilogram sampah per hari. Sehingga, lanjutnya, dalam satu keluarga dengan anggota empat orang bisa terkumpul hingga empat kilogram sampah per hari. Padahal, menurut Setiyo, sampah memiliki nilai ekonomi.
"Program ini kami rancang agar mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus meringankan beban keuangan masyarakat. Melalui program ini, kami mengajak para developer dan warga perumahan untuk mulai memilah sampah. Sampah yang dikelola dengan baik bisa ditukar dengan uang yang khusus diperuntukkan mengurangi angsuran KPR. Semakin banyak sampah yang dikumpulkan, semakin besar tabungan yang bisa digunakan untuk mengurangi cicilan," ujar Setiyo, dalam keterangan tertulis, Minggu, 28 September 2025.
Setiyo menambahkan program ini sejalan dengan strategi Environmental, Social, and Governance (ESG) BTN untuk menghadirkan pembiayaan rumah yang ramah lingkungan.
"Melalui program ini, pengelolaan sampah dari rumah bukan hanya sekadar untuk menabung dan mengurangi cicilan KPR, tapi juga menjadi tabungan bagi masa depan bumi yang lebih baik," ujar Setiyo.

Sampah jadi poin
Adapun, program pengelolaan sampah ini merupakan kerja sama BTN dengan Rekosistem, perusahaan pengelola sampah berbasis teknologi. Untuk mengangkut sampah warga, ada layanan Reko Keliling x BTN yang menerima berbagai jenis sampah, mulai dari plastik, logam, kertas, hingga minyak jelantah dan elektronik bekas.
Sampah yang disetorkan masyarakat akan dipilah, dicatat, dan dikonversi menjadi poin bernama Rekopoin. Nilai poin tersebut kemudian ditransfer ke rekening BTN nasabah untuk membantu pembayaran angsuran rumah. Mekanisme tersebut menjadikan sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir, kini memiliki nilai nyata sebagai tabungan.
CEO dan Co-Founder Rekosistem Ernest Christian Layman mengatakan masalah sampah di Indonesia masih pelik karena sebagian besar masih berakhir di tempat pembuangan akhir dan pengelolaannya memakan biaya tinggi.
"Dengan partisipasi masyarakat, sampah bisa dikelola lebih baik dan bahkan membantu mengurangi angsuran KPR. Ini bukan hanya inovasi finansial, tapi juga kontribusi nyata menjaga bumi agar tetap lestari," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pesona Kahuripan Angga Budi Kusuma menilai inovasi BTN ini membawa keuntungan ganda bagi masyarakat.
"Pembeli rumah bisa menukar sampah menjadi tabungan untuk mengurangi angsuran. Di Pesona Kahuripan, sebanyak 3.800 unit sudah menggunakan material ramah lingkungan. Dengan lebih dari 14 ribu warga, kami siap mendukung program ini dan melibatkan UMKM agar manfaatnya semakin luas," ungkap dia.