Pasar Asia Melemah akibat Data Ekonomi AS dan Ancaman Tarif Trump

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Pasar Asia Melemah akibat Data Ekonomi AS dan Ancaman Tarif Trump

Muhammad Reyhansyah • 27 September 2025 16:09

New York: Pasar saham Asia melemah pada Jumat, 26 September 2025, di tengah ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS), setelah data menunjukkan perekonomian terbesar dunia itu tumbuh lebih kuat dari perkiraan. Kondisi ini menambah tekanan pada investor yang juga mencermati prospek langkah Federal Reserve.

Investor di Asia menutup pekan dengan kinerja lesu setelah Wall Street mengalami penurunan tiga hari berturut-turut. Kekhawatiran bahwa valuasi saham sudah terlalu tinggi usai reli panjang sejak April turut menekan sentimen.

Pekan lalu, Federal Reserve memangkas suku bunga dengan alasan melemahnya pasar tenaga kerja, namun menegaskan pemangkasan lanjutan tidak otomatis dilakukan.

Sejumlah pejabat Fed belakangan mengeluarkan pandangan beragam mengenai arah kebijakan, di tengah inflasi yang masih tinggi, data pekerjaan yang lemah, serta kekhawatiran dampak tarif baru Presiden Donald Trump.

Mengutip Channel News Asia, data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua mencapai 3,8 persen, lebih tinggi dari estimasi awal 3,3 persen. Angka tersebut menjadi laju ekspansi tercepat dalam hampir dua tahun, didorong belanja konsumen yang lebih besar dari perkiraan.

Tiga indeks utama Wall Street berakhir di zona merah sepanjang pekan, meski sempat menyentuh rekor tertinggi pada Senin. Bursa di Tokyo, Hong Kong, Shanghai, Sydney, Seoul, Wellington, Taipei, dan Manila ikut merosot, sementara Singapura dan Jakarta justru menguat. Dolar AS bertahan di level tinggi setelah melonjak pasca rilis data pertumbuhan.

Sentimen pasar juga ditekan oleh pengumuman tarif baru dari Presiden Trump, termasuk bea masuk 100 persen atas obat-obatan bermerek atau berpaten, kecuali perusahaan membangun fasilitas produksi di AS. Tarif ini mulai berlaku Rabu lalu.

Saham perusahaan farmasi Asia langsung melemah. Shanghai Fosun turun lebih dari 4 persen, Daewoong Korea Selatan merosot lebih dari 3 persen, sementara Daiichi Sankyo dan Astellas Pharma di Jepang juga terkoreksi.

Di Sydney, CSL kehilangan sekitar 2 persen. Namun, analis MUFG Michael Wan menilai India kemungkinan masih aman dari beban tarif karena pengiriman obat generik tidak termasuk kategori tersebut.

Selain itu, kebuntuan politik di Washington terkait rancangan undang-undang anggaran menambah ketidakpastian. Partai Republik mendorong perpanjangan pendanaan jangka pendek pada tingkat saat ini, sementara Demokrat menuntut alokasi lebih besar untuk layanan kesehatan.

“Tidak ada jalan keluar yang jelas menjelang tenggat 1 Oktober untuk menghindari penutupan pemerintahan AS,” kata ekonom National Australia Bank, Taylor Nugent.

Baca juga:  Sukses Rebound, Wall Street Akhiri Pelemahan 3 Hari Beruntun

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)