Harga Minyak Melonjak, Brent Nyaris Sentuh USD70/Barel

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Melonjak, Brent Nyaris Sentuh USD70/Barel

Husen Miftahudin • 25 September 2025 08:19

New York: Harga minyak dunia naik sekitar tiga persen ke level tertinggi dalam tujuh minggu terakhir, pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB).
 
Ini terjadi karena penurunan mengejutkan persediaan minyak mentah mingguan Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut terjadinya pengetatan pasokan di tengah masalah ekspor di Irak, Venezuela, dan Rusia.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Kamis, 25 September 2025, minyak mentah berjangka Brent naik USD1,68, atau 2,5 persen menjadi USD69,31 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD1,58, atau 2,5 persen menjadi USD64,99.
 
"Harga minyak melonjak kemarin, membalikkan pelemahan sebelumnya setelah penurunan tajam persediaan AS dan terhentinya ekspor Kurdi yang memicu kembali kekhawatiran pasokan," kata Matt Britzman, analis ekuitas senior di Hargreaves Lansdown.
 
Menurut dia, ini merupakan perubahan dari kekhawatiran kelebihan pasokan yang membebani harga di awal pekan, yang menunjukkan betapa fluktuatifnya narasi minyak.
 
Dengan risiko geopolitik yang masih membara, pasar masih terjebak di antara reli yang didorong oleh disrupsi dan keraguan dari sisi permintaan.
 

Baca juga: Kasih Diskon Lagi, Harga Minyak Dunia Kini Dibanderol USD66,23/Barel


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Persediaan minyak mentah AS turun 607 ribu barel

 
Adapun, persediaan minyak mentah AS turun secara mengejutkan sebesar 607 ribu barel pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA). Angka tersebut di luar perkiraan analis yang hanya turun 235 ribu barel, meskipun lebih kecil dari perkiraan penarikan 3,8 juta barel.
 
Harga minyak juga mendapat dukungan dari berita militer Ukraina yang menyerang dua stasiun pompa minyak semalam di wilayah Volgograd, Rusia.
 
Keadaan darurat diumumkan di Kota Novorossiisk, Rusia, yang merupakan pelabuhan utama Rusia di Laut Hitam dan memiliki terminal ekspor minyak dan biji-bijian utama.
 
Rusia mengalami kekurangan bahan bakar karena serangan pesawat nirawak Ukraina mengurangi operasional kilang, menurut para pedagang dan pengecer, setelah Ukraina meningkatkan serangan pesawat nirawak terhadap infrastruktur energi untuk mengurangi pendapatan ekspor Moskow.
 
Kementerian Keuangan Rusia mengusulkan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai menjadi 22 persen dari 20 persen pada 2026 untuk mendanai belanja militer dan membantu mengekang defisit anggaran yang membengkak, yang akan menjadi tahun kelima perang di Ukraina.
 
Diketahui, Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua pada 2024 setelah AS dan merupakan anggota OPEC+, yang mencakup OPEC dan sekutunya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)