Wujudkan Ruang Digital yang Aman bagi Perempuan dan Anak

Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) mengungkapkan ruang digital yang aman bagi setiap warga negara harus menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk diwujudkan. Tak terkecuali bagi anak dan perempuan.

"Di tengah meningkatnya ancaman kekerasan di ruang digital, dibutuhkan kebijakan perlindungan menyeluruh bagi perempuan dan anak yang harus segera direalisasikan," kata Rerie dalam keterangan tertulisnya, Senin, 13 Oktober 2025.

Pada 2024, Komisi Nasional (Komnas) Perempuan mencatat 61 persen korban kekerasan digital adalah perempuan. Pada tahun yang sama, SAFEnet melaporkan 70 persen korban doxing dialami perempuan.

Kemudian, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2025 mencatat lebih dari 80 ribu anak terlibat dalam aktivitas judi online, yang menunjukkan ancaman serius bagi generasi muda di dunia maya.

"Catatan dari sejumlah lembaga tersebut menunjukkan ancaman dinamika ruang digital yang serius terhadap perempuan dan anak yang merupakan faktor penting yang berperan menentukan masa depan bangsa," ungkap Rerie.

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. Dok Metrotvnews.com

Menurut dia, bila dalam proses pertumbuhan anak dan dinamika kehidupan perempuan terganggu, masa depan sebuah bangsa berpotensi terganggu. Literasi digital masif yang ditujukan kepada perempuan dan anak harus konsisten ditingkatkan. 

"Harus segera didorong lahirnya kebijakan perlindungan menyeluruh di ruang digital bagi perempuan dan anak," ujar anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II itu.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu sangat berharap para pemangku kepentingan dan masyarakat dapat segera membangun kolaborasi yang kuat dalam upaya melahirkan dan melaksanakan kebijakan yang mampu mewujudkan sistem perlindungan menyeluruh di ruang digital bagi setiap warga negara.