Pemudik kereta api. Foto: MI/Susanto.
M Ilham Ramadhan Avisena • 4 April 2025 10:58
Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero) mendapat jatah 209.809 kiloliter (KL) BBM bersubsidi untuk tahun ini. Kuota ini disebut dimaksimalkan mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025.
"Hal tersebut menunjukkan perhatian besar terhadap kelancaran operasional transportasi kereta api di Indonesia, yang memberikan manfaat bagi banyak masyarakat, terutama pada momen mudik lebaran ini," ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Jumat, 4 April 2025.
Anne menerangkan alokasi kuota BBM subsidi untuk KAI pada tahun ini meningkat sebesar 13.156 KL atau sekitar 6,7 persen ketimbang tahun lalu yang sebesar 196.653 KL. Peningkatan ini dinilai mencerminkan kepercayaan pemerintah terhadap transportasi kereta api yang efisien dan ramah lingkungan.
"Kuota tersebut akan digunakan untuk berbagai jenis kereta api, baik untuk penumpang maupun barang," ujarnya.
Ia mengungkapkan peningkatan kuota BBM subsidi ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan tetap mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik guna memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam setiap pengelolaan serta distribusi BBM. Contohnya, adalah pada momen lebaran tahun ini.
Dalam rangka mendukung kelancaran
Mudik Lebaran 2025, KAI telah menyiapkan total kapasitas 4.591.510 tempat duduk untuk periode 21 Maret hingga 11 April 2025. Dari total tersebut, sebanyak 2.752.310 tempat duduk atau sekitar 59,94 persen dialokasikan untuk layanan kereta ekonomi dengan harga lebih terjangkau.
Penyediaan kapasitas ini disebut merupakan bentuk komitmen KAI dalam mendukung mobilitas masyarakat selama momen lebaran, dengan tetap mengedepankan keselamatan, ketepatan waktu, dan kenyamanan perjalanan.
"Hingga 4 April 2025 pukul 07.00 WIB, dari total 530.768 kursi yang tersedia untuk KA Jarak Jauh (PSO), sebanyak 802.886 tiket telah terjual dengan tingkat okupansi mencapai 151,27 persen," kata Anne.
Okupansi kereta api yang melebihi angka 100 persen disebabkan oleh adanya penumpang dinamis, yaitu penumpang yang turun dan naik di antara stasiun awal dan tujuan akhir. Tingginya okupansi KA Jarak Jauh PSO juga mencerminkan manfaat BBM subsidi yang dirasakan masyarakat melalui tarif kereta api yang lebih terjangkau.
Hingga 4 April 2025 pukul 07.00 WIB, total 4.003.411 tiket telah terjual atau 87?ri kapasitas yang tersedia. Dari jumlah tersebut, tiket KA Jarak Jauh yang terjual mencapai 3.431.436 tiket dengan tingkat okupansi 100 persen. Sementara, KA Lokal terjual sebanyak 571.975 tiket atau 50 persen dari kapasitas yang disediakan. Secara kumulatif, 2.829.610 orang telah menggunakan layanan kereta api KAI periode 21 Maret hingga 3 April 2025 pukul 24.00 WIB.
"KAI memperkirakan puncak arus balik akan terjadi pada 6 April 2025 (H+5) dengan jumlah penumpang mencapai 267.613 orang. Oleh karena itu, KAI mengimbau masyarakat yang belum memiliki tiket untuk segera melakukan pemesanan agar mendapatkan jadwal perjalanan yang sesuai," tutur Anne.
Pemudik kereta api pulang lebih awal
Meskipun puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 6 April, data menunjukkan bahwa banyak pelanggan telah memilih untuk kembali lebih awal. Pada 1 April 2025, jumlah penumpang mencapai 252.898 orang dalam sehari, terdiri dari 205.725 penumpang KA Jarak Jauh dan 47.173 penumpang KA Lokal.
Tren ini terus meningkat pada 2 April 2025 dengan total 274.186 penumpang, terdiri dari 223.221 penumpang KA Jarak Jauh dan 50.965 penumpang KA Lokal. Pada 3 April 2025, jumlah penumpang mencapai 274.068 orang, terdiri dari 221.704 penumpang KA Jarak Jauh dan 52.364 penumpang KA Lokal.
Pada Jumat, 4 April 2025 hingga pukul 07.00 WIB, angka penjualan sementara mencatat 227.112 orang akan bepergian menggunakan kereta api, dengan rincian 193.303 penumpang KA Jarak Jauh dan 33.809 penumpang KA Lokal. Dari data yang ada, sejak 1 hingga 5 April, jumlah penumpang harian melampaui puncak arus mudik yang terjadi pada 28 Maret lalu, yang mencapai 215.564 orang.
"Dengan adanya alokasi BBM subsidi yang meningkat pada tahun ini, tentunya semakin memperkuat peran KAI sebagai penyedia transportasi publik yang terjangkau dan andal bagi masyarakat. Tarif kereta api yang lebih murah, salah satunya berkat dukungan BBM subsidi, memungkinkan lebih banyak pelanggan menikmati perjalanan mudik yang nyaman dan efisien tanpa terbebani biaya tinggi," ujar Anne.