Trump Terima Hadiah Pesawat Boeing 747 dari Qatar sebagai Air Force One

Donald Trump bermaksud menerima pesawat Boeing 747-8 sebagai hadiah dari keluarga Kerajaan Qatar. Foto: The New York Times

Trump Terima Hadiah Pesawat Boeing 747 dari Qatar sebagai Air Force One

Fajar Nugraha • 12 May 2025 14:24

Washington: Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bermaksud menerima pesawat Boeing 747-8 sebagai hadiah dari keluarga Kerajaan Qatar. Pesawat itu akan diperlengkapi untuk digunakan sebagai Air Force One.

Pesawat mewah tersebut, yang akan menjadi salah satu hadiah paling berharga yang pernah diterima oleh pemerintah AS, pada akhirnya akan disumbangkan ke perpustakaan kepresidenan Trump setelah ia meninggalkan jabatannya, kata sumber tersebut. Sebuah pesawat komersial 747-8 baru berharga sekitar USD400 juta.

Dalam sebuah unggahan di situs media sosialnya Truth Social pada Minggu malam, Trump tampaknya mengonfirmasi usulan tersebut.

"Jadi fakta bahwa Departemen Pertahanan mendapatkan HADIAH, GRATIS, berupa pesawat 747 untuk menggantikan Air Force One yang berusia 40 tahun, untuk sementara, dalam transaksi yang sangat terbuka dan transparan, sangat mengganggu kaum Demokrat yang Licik sehingga mereka bersikeras agar kami membayar, dengan HARGA TERTINGGI, untuk pesawat tersebut," tulis Trump, seperti dikutip The Korean Herald, Senin 12 Mei 2025.

Demokrat dan pendukung pemerintahan yang baik mengatakan bahwa Qatar tidak etis dan mungkin tidak konstitusional karena memberikan hadiah seperti itu.

"Tidak ada yang mengatakan 'America First' seperti Air Force One, yang dipersembahkan oleh Qatar," tulis Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer di X.

"Ini bukan sekadar suap, ini pengaruh asing premium dengan ruang gerak ekstra,” imbuh Schumer.

Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Setiap hadiah yang diberikan oleh pemerintah asing selalu diterima dengan mematuhi semua hukum yang berlaku. Pemerintahan Presiden Trump berkomitmen untuk transparansi penuh."

Seorang juru bicara Qatar, Ali Al-Ansari, mengatakan kepada The New York Times bahwa kemungkinan pengalihan pesawat masih dalam pertimbangan dan "belum ada keputusan yang dibuat," surat kabar itu melaporkan.

ABC News adalah yang pertama melaporkan hadiah yang direncanakan itu pada hari Minggu.

Trump telah menyatakan frustrasi atas keterlambatan pengiriman dua pesawat 747-8 baru untuk berfungsi sebagai Air Force One yang diperbarui.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump telah mencapai kesepakatan dengan Boeing untuk mengirimkan jet tersebut pada tahun 2024. Seorang pejabat Angkatan Udara AS mengatakan kepada Kongres AS minggu lalu bahwa Boeing telah mengusulkan penyelesaian pesawat tersebut pada tahun 2027.

Trump mengunjungi 747-8 milik Qatar pada Februari ketika pesawat itu diparkir di Bandara Internasional Palm Beach di Florida, dekat resor Mar-a-Lago miliknya. Saat itu, Gedung Putih mengatakan presiden melakukannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pesawat Air Force One yang diperbarui akan dikonfigurasi.

Dalam sebuah pernyataan, seorang juru bicara Citizens for Responsibility and Ethics, sebuah organisasi pemerintahan yang baik yang berpusat di Washington, mempertanyakan apakah transfer tersebut dapat melanggar larangan konstitusional bagi pejabat AS untuk menerima hadiah dari pemerintah asing tanpa persetujuan kongres.

"Ini benar-benar terlihat seperti negara asing di mana presiden memiliki urusan bisnis pribadi dengan memberikan hadiah sebesar USD400 juta tepat sebelum ia bertemu dengan kepala negara mereka," kata juru bicara tersebut, Jordan Libowitz.

Trump akan mengunjungi Qatar selama perjalanan ke Timur Tengah minggu ini. Pesawat itu tidak akan diberikan atau diterima selama Trump berada di Qatar.

ABC melaporkan, mengutip sumber, bahwa pengacara untuk kantor penasihat Gedung Putih dan Departemen Kehakiman telah menyiapkan analisis yang menyimpulkan bahwa akan sah dan konstitusional bagi Departemen Pertahanan untuk menerima pesawat itu sebagai hadiah dan kemudian mentransfernya ke perpustakaan kepresidenan Trump.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)