Ilustrasi pabrik baja. Foto: dok MI/Usman Iskandar.
Ade Hapsari Lestarini • 27 February 2025 15:14
Jakarta: Industri baja berperan strategis dalam perekonomian nasional. Kerja sama erat antara pemerintah dan perusahaan baja nasional sangat penting untuk menjaga keseimbangan pasar, mengatasi tantangan masa depan, serta meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri baja Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Diarta yang diwakili Direktur Industri Logam Dodiet Prasetyo mengatakan, Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 yang akan dihelat 21-23 Mei 2025 dapat menjadi jembatan untuk memperkuat industri baja di Indonesia.
Dodi pun menyoroti kontribusi vital industri baja terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Dia menekankan perlunya strategi komprehensif untuk meningkatkan daya saing industri baja nasional.
"Peningkatan kapasitas produksi dari 21 juta ton menjadi 27 juta ton pada 2029 merupakan tantangan besar. Ini menjadi pentingnya perencanaan dan investasi yang matang untuk mencapai target tersebut. Peningkatan ini akan mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan pendapatan devisa negara," kata Dodi, Kamis, 27 Februari 2025.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Diarta yang diwakili Direktur Industri Logam Dodi Prasetyo. Foto: Metrotvnews.com/Laura Oktaviani.
Industri baja berdampak ke pertumbuhan ekonomi
Namun, dia juga mengingatkan pentingnya kualitas dan keberlanjutan terhadap industri baja nasional. "Transisi menuju 'baja hijau' bukan hanya tuntutan global, tetapi juga peluang untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional," tegas dia.
Hal ini memerlukan inovasi teknologi dan investasi dalam proses produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kolaborasi antar pemangku kepentingan - pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat – dianggap krusial untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri baja.
Kolaborasi ini mencakup infrastruktur yang memadai, akses teknologi, pengembangan SDM, dan regulasi yang mendukung inovasi dan investasi. Persaingan global juga menjadi tantangan yang perlu diatasi melalui peningkatan efisiensi, inovasi, dan kualitas produk.
Industri baja memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Peningkatan kapasitas produksi, transisi ke baja hijau, dan kolaborasi yang kuat merupakan kunci untuk menghadapi tantangan dan merebut peluang di masa depan.
"Keberhasilan industri baja akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat. Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025 diharapkan menjadi momentum untuk merumuskan strategi yang tepat guna mencapai tujuan tersebut," ungkap dia.
ISSEI 2025 perkuat sinergitas ekosistem industri baja nasional
ISSEI 2025 yang digelar Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (The Indonesian Iron & Steel Industry Association-IISIA) bersama South East Asia Iron & Steel Institute-SEAISI akan mempertemukan para pemangku kepentingan ekosistem industri besi dan baja, yang meliputi para
exhibitor dan calon
exhibitor ISSEI 2025 dari kalangan produsen besi dan baja serta pebisnis multi-sektor terkait besi dan baja dari tingkat industri hulu hingga hilir ini juga menghadirkan Ketua IISIA yang juga Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Muhamad Akbar, yang diwakilkan oleh Executive Committee IISIA, Suryo Purnomo; dan Ketua Penyelenggara sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera, Noor Fuad.
ISSEI 2025 dijadwalkan digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta, Hall A dan B, pada 21-23 Mei 2025. Kegiatan pameran selama tiga hari yang mengangkat tema "Bersama Industri Baja Nasional Membangun Fondasi Menuju Indonesia Emas" menampilkan ragam produk inovatif industri besi & baja beserta turunannya dari para produsen baja kelas dunia termasuk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (Integrated Steel Manufacturing), PT Bakrie Pipe Industries (Steel Pipe Products), PT Bevananda Mustika (Wire Products), PT Krakatau Posco (Steel Slab & Plate, HRC Products), PT Garuda Yamato (Steel Products), Pertamina Lubricants (Automotive & Industry Products), Gunawan Dianjaya (HRC Steel Products), dan banyak lagi.
Adapun para pelaku industri besi Dan baja yang secara keseluruhan merupakan representasi industri baja sebagai "The Mother of Industry" karena perannya yang sangat penting bagi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Emas.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi platform strategis untuk industri baja nasional, dalam rangka memperkuat kapasitas industri baja nasional dan menjadikan momen untuk meningkatkan kualitas baja nasional sesuai Standar Nasional Indonesia. Mari kita bersama-sama mewujudkan untuk mendukung serta memajukan industri baja nasional," kata Executive Committee IISIA Suryo Purnomo.
Kegiatan Gathering ISSEI 2025 mendorong sinergitas para pelaku industri besi dan baja di tingkat upstream (hulu), midstream dan
downstream (hilir) yang menjadi motor penggerak pertumbuhan industri otomotif, konstruksi, hingga listrik dan elektronik sebagai pengguna hasil olahan baja. (
Laura Oktaviani Sibarani)