Yayasan Batik Indonesia (YBI) resmi membuka Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025, di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, pada Rabu, 30 Juli 2025 (Foto:Dok)
Jakarta: Yayasan Batik Indonesia (YBI) resmi membuka Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025, di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, pada Rabu, 30 Juli 2025.
Acara dua tahunan ini kembali hadir sebagai ruang perayaan, apresiasi, sekaligus kolaborasi lintas generasi untuk menghidupkan batik sebagai bagian penting dari identitas dan gaya hidup bangsa Indonesia.
Dengan tema “Bangga Berbatik," GBN 2025 mengajak masyarakat untuk memaknai batik tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup yang dinamis, relevan, dan membanggakan di tengah perkembangan zaman.
GBN 2025 dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Selvi Gibran Rakabuming, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bersama Menteri Investasi, Menteri Pariwisata, Gubernur DKI Jakarta, serta Ketua Yayasan Batik Indonesia Gita Ratna Gilangkencana. Hadir pula para Wakil Menteri, perwakilan pemerintah, tokoh budaya, komunitas batik, serta para sponsor dan mitra kerja.
Rangkaian Opening Ceremony dimulai dengan Indonesia Raya versi akapela oleh Prince Poetiray, dilanjutkan dengan tarian “Jejak Jiwa Pada Kain.” Acara dilanjutkan dengan doa bersama, sambutan, dan pemberian penghargaan kepada insan batik yang dinilai berkontribusi besar dalam pelestarian dan inovasi batik Nusantara. Prosesi pembukaan ditandai dengan penabuhan Kendang Sunda, diikuti tur eksklusif pameran.
Menghidupkan Batik Melalui Kolaborasi & Inovasi
Tahun ini, GBN 2025 memberikan sorotan khusus pada Batik Merawit Cirebon, sebuah teknik membatik dengan pola garis-garis halus yang penuh ketelitian, yang telah memperoleh Indikasi Geografis (IndiGeo) pada November 2024.
“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk tidak hanya merayakan warisan, tetapi juga mendorong legitimasi dan pengakuan terhadap batik sebagai bagian dari masa depan,” ujar Ketua Pelaksana GBN 2025 Gita Ratna Gilangkencana.
Pada hari pembukaan, pertunjukan konseptual “Merawit Rasa” akan digelar sebagai bagian dari penggalangan dana untuk mendukung program Yayasan Batik Indonesia. Acara ini melibatkan kolaborasi seniman seperti Happy Salma, Prince Poetiray, Dudy Gunawan, Manshur Angklung, dan Ipin Pian, dengan sajian istimewa dari Oma Elly. Seluruh hasil donasi akan disalurkan untuk pelestarian batik Indonesia.
Kolaborasi Lintas Generasi untuk Batik yang Berkelanjutan
GBN 2025 merupakan ruang kolaborasi bagi semua pihak yang mencintai batik dari perajin, seniman, pelaku usaha, hingga generasi muda yang ingin mengenal batik lebih dekat. Kehadiran Maliq & D’Essentials di GBN 2025 menjadi simbol kolaborasi antara musik, budaya, dan generasi muda, membuktikan bahwa batik bisa dirayakan dengan cara yang segar dan relevan.
Acara ini terselenggara berkat sinergi antara Kementerian Perindustrian, Dekranas, para sponsor utama seperti Astra dan Medco, PT Mediatama Binakreasi, Matta Studio, Stupa Indonesia, Nuansa, Inet Leimeina, serta seluruh mitra kerja dan donatur yang terus mendukung pelestarian dan pengembangan batik Indonesia.
“Pelestarian batik adalah perjalanan yang tidak bisa dilakukan sendirian. Ini adalah perjalanan kita bersama,” kata Gita Ratna Gilangkencana.