Waspadai Hipertensi, Pemicu Utama Stroke Hemoragik yang Sering Diabaikan

Ilustrasi. Stroke Hemoragik. Dok. Freepik

Waspadai Hipertensi, Pemicu Utama Stroke Hemoragik yang Sering Diabaikan

m rodhi aulia • 21 May 2025 14:20

Jakarta: Stroke hemoragik merupakan salah satu kondisi medis paling mematikan yang dapat menyerang manusia secara tiba-tiba. Jenis stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan hebat ke jaringan otak. Dalam hitungan menit, pasien bisa mengalami penurunan kesadaran, kehilangan fungsi motorik, bahkan kematian jika tak segera ditangani.

Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI), penyebab utama dari stroke hemoragik adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi yang berlangsung dalam waktu lama. Dalam jurnal ilmiah yang ditulis oleh Ajaya Kumar A. Unnithan, Joe M. Das, dan Parth Mehta, disebutkan bahwa hipertensi kronis memicu kerusakan struktural pada pembuluh darah otak, membuatnya lebih rentan pecah.

“Hipertensi jangka panjang menyebabkan degenerasi media, kerusakan lamina elastis, dan fragmentasi otot polos arteri,” tulis para peneliti yang dikutip, Rabu, 21 Mei 2025.

Berikut fakta-fakta seputer hipertensi menjadi musuh dalam selimut tanpa disadari:

1. Hipertensi Kronis Merusak Struktur Pembuluh Darah Otak

Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama bukan hanya membuat jantung bekerja lebih keras, tapi juga secara perlahan menghancurkan kekuatan pembuluh darah di otak. Tekanan konstan memicu peluruhan dinding arteri, merusak serat-serat elastis yang menjaga pembuluh tetap lentur dan kuat. Akibatnya, pembuluh menjadi rapuh seperti selang air yang mulai retak akibat tekanan terlalu besar. Inilah awal mula potensi pecahnya pembuluh darah di otak.

2. Muncul Mikroaneurisma: Bom Waktu di Otak

Kerusakan yang terjadi akibat hipertensi bisa membentuk gelembung kecil di pembuluh darah otak yang dikenal sebagai mikroaneurisma Charcot-Bouchard. Meski ukurannya hanya beberapa mikrometer, gelembung ini sangat rapuh dan berisiko pecah kapan saja. Saat pecah, darah langsung menyembur ke jaringan otak, menyebabkan kerusakan saraf parah dan bisa membuat seseorang tiba-tiba tak bisa bicara, bergerak, bahkan sadar diri.

Baca juga: Waspada! Konsumsi Makanan Asin dan Berminyak Berlebih Beresiko Picu Stroke

3. Pendarahan Sering Terjadi di Area Otak yang Sangat Vital

Pecahnya pembuluh darah biasanya terjadi di bagian tengah otak—wilayah yang mengatur pergerakan, penglihatan, keseimbangan, hingga kesadaran. Karena itu, stroke hemoragik sering kali menunjukkan gejala mendadak yang mengerikan seperti tubuh tiba-tiba lumpuh sebelah, mata juling, bicara pelo, atau bahkan pingsan. Tak heran jika banyak kasus stroke datang tanpa peringatan dan berakhir tragis.

4. Wanita Pasca Melahirkan Bisa Terserang, Khususnya yang Alami Preeklampsia

Hipertensi tak hanya menyerang lansia atau pria, tetapi juga dapat menghantui wanita yang baru saja melahirkan. Kondisi yang disebut ICH pascapersalinan ini muncul akibat lonjakan tekanan darah selama kehamilan atau saat persalinan, terutama pada kasus preeklampsia atau eklampsia. Meski sering diabaikan, ini adalah situasi gawat darurat yang memerlukan tindakan medis cepat karena nyawa ibu muda bisa terancam.

5. Angiopati Amiloid Serebral (CAA): Musuh Diam-Diam di Usia Lanjut

Seiring bertambahnya usia, risiko stroke hemoragik meningkat akibat kondisi yang disebut CAA (Cerebral Amyloid Angiopathy). Dalam CAA, terjadi penumpukan protein amiloid-? di dinding pembuluh darah otak. Protein ini membuat pembuluh menjadi kaku, sempit, dan akhirnya mudah pecah. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% orang berusia di atas 70 tahun mengidap kondisi ini—dan banyak yang tak mengetahuinya.

6. Genetik Juga Berperan: Waspada Jika Ada Riwayat Stroke di Keluarga

Tak hanya faktor gaya hidup, faktor keturunan juga dapat meningkatkan risiko stroke hemoragik. Mutasi genetik tertentu membuat pembuluh darah di otak menjadi lebih lemah, bahkan sejak usia muda. Jika dalam keluarga Anda ada yang pernah mengalami stroke atau hipertensi berat, jangan sepelekan pemeriksaan rutin. Genetik bisa menjadi pemicu senyap yang mempercepat kerusakan pembuluh darah.

7. Gejala Datang Secepat Kilat, Jangan Tunggu Sampai Terlambat

Gejala stroke hemoragik datang secara tiba-tiba dan sering memburuk dalam hitungan menit. Sakit kepala hebat mendadak, muntah proyektil (muntah menyemprot), kehilangan penglihatan atau keseimbangan, hingga penurunan kesadaran adalah tanda-tanda yang tak boleh diabaikan. Dalam kondisi seperti ini, CT scan otak harus segera dilakukan karena hanya dengan alat ini dokter bisa memastikan ada atau tidaknya perdarahan otak.

Cegah Sebelum Terlambat: Kendalikan Tekanan Darah Sejak Sekarang

Stroke hemoragik bisa dicegah. Caranya? Kendalikan tekanan darah Anda. Lakukan pemeriksaan rutin, hindari makanan tinggi garam, hentikan merokok, batasi alkohol, dan rajin berolahraga. Jika Anda sudah mengonsumsi obat hipertensi, patuhi jadwal dan dosisnya. Jangan tunggu tubuh Anda memberi peringatan terakhir dalam bentuk kelumpuhan atau kehilangan kesadaran.

Ingat, stroke bukan akhir segalanya jika Anda bisa mencegahnya lebih awal. Tapi jika dibiarkan, risikonya bukan hanya cacat permanen—tapi juga kehilangan nyawa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(m rodhi aulia)