Ilustrasi TikTok.
Annisa Ayu Artanti • 14 January 2025 11:48
Jakarta: Para pejabat Tiongkok sedang mempertimbangkan potensi penjualan operasi TikTok di Amerika Serikat kepada Elon Musk.
Opsi itu terbuka jika raksasa media sosial ini tidak dapat menghindari larangan kontroversial yang diusulkan oleh pihak berwenang Amerika Serikat. Kabar tersebut dilaporkan oleh Bloomberg pada Senin kemarin.
Melansir
Investing.com, Selasa, 14 Januari 2025, laporan tersebut mengatakan, meskipun para pejabat Tiongkok lebih suka TikTok tetap berada di bawah induk perusahaan ByteDance Ltd, mereka telah mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi, termasuk penjualan kepada Musk.
ByteDance menentang larangan tersebut di Mahkamah Agung AS. Namun, diskusi baru-baru ini menunjukkan hakim AS juga kemungkinan besar akan mendukung pelarangan terhadap platform video pendek tersebut.
CEO Tesla Elon Musk. Foto: Tangkapan layar
Spekulasi mengenai pelarangan TikTok semakin meningkat
Spekulasi mengenai pelarangan TikTok semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya pelantikan Presiden terpilih Donald Trump, terutama karena Trump telah berjanji untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Beijing.
Mahkamah Agung memberikan tenggat waktu 19 Januari kepada ByteDance untuk menjual TikTok atau menghadapi kemungkinan pelarangan di Amerika Serikat dengan alasan keamanan nasional.
Seperti diketahui, TikTok digunakan oleh sekitar setengah dari populasi AS atau sekitar 170 juta pengguna. Anggota parlemen telah menyuarakan kekhawatiran platform ini mengumpulkan data pengguna AS dan merusak keamanan nasional, dengan Kongres memberikan suara untuk mendukung pelarangan tersebut tahun lalu.
Larangan TikTok menjadi pertanda baik bagi platform media sosial AS lainnya seperti Instagram Meta Platforms (NASDAQ: META) dan YouTube Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), yang keduanya telah meluncurkan platform video pendek mereka sendiri di tengah persaingan yang semakin ketat dari TikTok.
Penjualan platform media sosial kepada Musk dapat membawanya lebih dekat sejalan dengan perlakuan Musk terhadap Twitter, yang dibeli oleh CEO Tesla Inc (NASDAQ: TSLA) pada tahun 2023 dan diganti namanya menjadi “X.”