Kepala Desa Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, Jawa Timur, Suwarno. (tangkapan layar)
Lukman Diah Sari • 20 November 2025 10:25
Lumajang: Kepala Desa Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, Jawa Timur, Suwarno, mengungkap kondisi terkini pasca erupsi Gunung Semeru yang meratakan permukiman warga di Kampung Kamar A. Dia menilai skala kerusakan akibat erupsi Gunung Semeru sangat luas dan membutuhkan penanganan cepat dari pemerintah.
“Harapan kami ke pemerintah supaya ada suatu penanganan yang lebih cepat. Karena yang harus kita selamatkan bukan hanya puluhan, tapi ratusan warga yang ada di bawah sana,” ujar Suwarno di lokasi kejadian, Kamis, 20 November 2025, dalam Breaking News MetroTV.

Rumah hingga akses jalan warga terkubur material vulkanis Gunung Semeru.
Ia menjelaskan setidaknya terdapat delapan musala dan lebih dari seratus rumah terdampak. Kawasan paling parah berada di RT 11 dan RT 12 Kampung Kamar A.
Suwarno menunjukkan area yang dulunya merupakan permukiman padat penduduk. Kini, rumah, musala, jalan akses, hingga kandang ternak sudah tak lagi tampak karena terkubur material vulkanis.
“Ini pemukiman warga. Semuanya ditempati masyarakat. Rumahnya benar-benar tenggelam. Yang di sana masih banyak. Ini tinggal seperempat,” jelasnya sambil menunjukkan sisa bangunan yang tersisa.
Rumah hingga akses jalan warga terkubur material vulkanis Gunung Semeru.
Ia menambahkan bahwa sejak erupsi Semeru 2021, pemerintah sebenarnya telah melarang warga tinggal di zona merah dan menyediakan hunian tetap (huntap) di Sumber Mujur. Namun banyak warga tetap bertahan karena alasan ekonomi.
“Pemerintah sebenarnya sudah membuat huntap, tapi masyarakat kembali lagi karena faktor perekonomian,” ujarnya.
Rumah hingga akses jalan warga terkubur material vulkanis Gunung Semeru.
Tim gabungan saat ini masih melakukan pendataan, sementara warga yang selamat mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Pemerintah desa berharap bantuan segera digerakkan mengingat banyak warga kehilangan tempat tinggal, harta, dan akses ekonomi.
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, terpantau erupsi sekitar pukul 14.13 WIB, Rabu siang, 19 November 2025. Berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), jarak luncur awan panas saat erupsi kurang dari 13 km.