Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Foto: MI/Insi Nantika Jelita.
Insi Nantika Jelita • 29 April 2025 19:06
Jakarta: Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko menegaskan ekonomi syariah akan menjadi sumber pertumbuhan baru untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi delapan persen di 2029.
Strategi pemanfaatan ekonomi syariah dalam lima tahun ke depan akan difokuskan untuk pengembangan sektor pariwisata halal. Kemudian, percepatan produksi produk industri halal seperti makanan dan minuman, farmasi, serta kosmetik. Lalu, perluasan sektor keuangan sosial syariah, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf, guna mengatasi kemiskinan.
"Secara keseluruhan upaya-upaya ini dapat berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada tahun 2029," ujar Tiko dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit 2025 di Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
Pertumbuhan industri halal dan sektor keuangan syariah juga dinilai mampu menciptakan peluang baru dalam optimalisasi penerimaan pajak dan peningkatan aliran zakat dan wakaf. Hal ini, ungkap Tiko, akan memperkuat ekosistem keuangan nasional dan mendukung keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
Menurut proyeksi State of the Global Islamic Economy (SGIE), nilai industri halal global diperkirakan akan mencapai USD2,8 miliar di 2025. Sementara itu, pasar halal Indonesia diproyeksikan mencapai USD248,78 miliar, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor makanan dan minuman halal, farmasi, serta kosmetik.
Baca juga: Dorong Transformasi-Inovasi Keuangan Syariah, BSI Perkuat Ekosistem Halal |