Airbus Yakin Pasar Penerbangan Tiongkok dan India Bakal Membesar

Airbus. Foto: Unsplash.

Airbus Yakin Pasar Penerbangan Tiongkok dan India Bakal Membesar

Arif Wicaksono • 15 July 2024 19:19

Beijing: Perusahaan pembuat pesawat, Airbus, memperkirakan Tiongkok dan India akan menjadi pendorong pertumbuhan utama bagi industri penerbangan dalam dua dekade mendatang. Produsen pesawat Eropa tersebut memperkirakan armada komersial global akan meningkat dua kali lipat pada periode tersebut.

Dalam perkiraan pasar global tahunan perusahaan, perusahaan memproyeksikan dunia akan memiliki 48.230 pesawat pada 2043, dibandingkan dengan 24.240 pesawat pada awal 2024. Sekitar 45 persen dari seluruh pengiriman pesawat baru akan menjadi pengganti pesawat lama yang kurang hemat bahan bakar.

"Maskapai penerbangan India memperluas operasi internasional dan maskapai penerbangan berbadan lebar yang secara historis dilayani oleh maskapai asing," kata Kepala Pemasaran Airbus, Joost Van Der Heijden, dilansir Business Times, Senin, 15 Juli 2024.

Permintaan penerbangan di India melonjak seiring dengan meningkatnya populasi kelas menengah di negara tersebut. Maskapai penerbangan di India telah menambah pesanan pesawat baru untuk memenuhi permintaan tersebut.

Pemimpin pasar IndiGo memiliki lebih dari 1.000 pesawat yang dipesan, termasuk perjanjian baru-baru ini untuk jet jarak jauh pertamanya. Sementara itu, Air India yang baru-baru ini diprivatisasi, berupaya untuk memperkuat armadanya dan meningkatkan layanan di seluruh jaringannya.

Berjuang mendorong produksi

Perkiraan perusahaan ini muncul pada saat pembuat pesawat dan saingannya, Boeing, sedang berjuang untuk meningkatkan produksi. Banyak maskapai penerbangan di AS dan Eropa juga memiliki pandangan suram terhadap prospek jangka pendek mereka.

Deutsche Lufthansa memangkas perkiraan laba setahun penuh karena bergulat dengan biaya unit yang lebih tinggi dan penurunan harga tiket. Delta Air Lines memperingatkan maskapai penerbangan domestik AS kesulitan memenuhi kebutuhan pesawat, sehingga menurunkan harga tiket dalam perang tarif yang membebani keuntungan.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengatakan masih ada permintaan terpendam untuk perjalanan lintas batas di Asia. Wilayah ini diperkirakan akan menghasilkan keuntungan sekitar USD600 juta pada tahun ini. Angka ini masih di bawah keuntungan sebesar USD14,8 miliar di Amerika Utara, yang sejauh ini merupakan kontributor pendapatan terbesar bagi industri penerbangan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)