Kekuatan Domestik dan Pemulihan Pariwisata Dorong Ekonomi ASEAN+3 Tumbuh 4,4% di 2024

Pariwisata Indonesia. Foto: Freepik.

Kekuatan Domestik dan Pemulihan Pariwisata Dorong Ekonomi ASEAN+3 Tumbuh 4,4% di 2024

Arif Wicaksono • 16 July 2024 19:59

Singapura: Kantor Penelitian Makro Ekonomi ASEAN+3 (AMRO) mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2024 dan 2025 untuk kawasan ASEAN+3 secara umum tidak berubah, masing-masing sebesar 4,4 persen dan 4,3 persen.
 

baca juga: 

RI Gigih Dorong Kerja Sama Ekonomi Digital ASEAN


Dalam laporan triwulanan terkini mengenai ASEAN +3 Prospek Ekonomi Regional (AREO), prospek ekspor yang baik akan meningkatkan momentum pertumbuhan di kawasan ini, seiring dengan kuatnya permintaan domestik dan pemulihan pariwisata yang berkelanjutan.

Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor menuturkan pada tahun ini, kawasan ASEAN+3 diperkirakan akan tumbuh dengan kecepatan stabil sebesar 4,4 persen, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 4,5 persen pada April 2024.

"Permintaan domestik akan didukung oleh kondisi lapangan kerja yang kuat dan harga yang stabil, sementara pertumbuhan ekspor diperkirakan akan meningkat kembali ke wilayah positif seiring dengan membaiknya permintaan global," tegas dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Juli 2024.

Pertumbuhan di ASEAN diperkirakan akan meningkat dari 4,2 persen pada 2023 menjadi 4,8 persen pada tahun ini, sementara pertumbuhan keseluruhan negara-negara Plus-3 (Tiongkok; Hong Kong, Tiongkok; Jepang; dan Korea) diproyeksikan akan tetap stabil pada angka 4,4 persen.

AMRO memperkirakan pertumbuhan ASEAN+3 akan sedikit berkurang menjadi 4,3 persen pada 2025, seiring dengan menyatunya perekonomian kawasan dengan tren pertumbuhannya.

“Keseimbangan risiko secara keseluruhan terhadap prospek kawasan ini telah membaik sejak April,” kata Hoe Ee Khor.

Dia menuturkan selain real estat, perekonomian Tiongkok terus tumbuh dengan kuat. Pariwisata telah pulih mendekati tingkat pra-pandemi di sebagian besar perekonomian di kawasan ini, dan pemulihan semikonduktor global semakin meluas sehingga memberikan manfaat bagi lebih banyak perekonomian dan sektor di ASEAN+3.

Inflasi di kawasan ASEAN+3, tidak termasuk Laos dan Myanmar, diperkirakan akan moderat menjadi 2,1 persen pada 2024, lebih rendah dari perkiraan pada April sebesar 2,5 persen. Namun, risiko-risiko negatif terhadap inflasi masih tetap ada, terutama jika ketegangan geopolitik memburuk dan memicu lonjakan harga komoditas dan pengiriman global.

Risiko dari AS

Faktor risiko yang berhubungan dengan AS menjadi lebih menonjol. Ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama telah membebani banyak mata uang di kawasan ini.

Pasar aset ASEAN+3 juga dapat mengalami volatilitas yang lebih tinggi menjelang pemilihan presiden pada bulan November, terutama jika kampanye pemilu tersebut menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.

"Kabar buruknya adalah prospek kawasan ini tahun depan bisa sangat dipengaruhi oleh hasil pemilu AS. Kabar baiknya adalah kawasan ini telah mengalami guncangan serupa sebelumnya," kata Khor.

"Perekonomian kita perlu terus membangun kembali ruang kebijakan dan menerapkan kebijakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap guncangan," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)