Sempat Dituduh Transgender, Imane Khelif tetap Sabet Emas di Paris

Imane Khelif. (Photo by PETTER ARVIDSON/Bildbyran/Sipa USA)(Sipa via AP Images)

Olimpiade Paris 2024

Sempat Dituduh Transgender, Imane Khelif tetap Sabet Emas di Paris

Kautsar Halim • 10 August 2024 12:14

Jakarta: Petinju putri Aljazair, Imane Khelif, tetap bisa menyelesaikan Olimpiade Paris 2024 dengan menyabet medali emas. Padahal sebelumnya, dia menjadi sorotan karena penampilannya yang dinilai mirip pria.

Khelif berhak atas medali emas cabor tinju kelas 66 kg putri Olimpiade 2024 setelah menundukkan wakil Tiongkok, Yang Liu, pada fase final di Roland Garros. Menurutnya, prestasi tersebut merupakan respons tepat atas kontroversi yang menyerang dirinya belakangan ini.

"Saya adalah wanita, sama seperti wanita lainnya.  Saya menjadi sasaran perundungan dan kampanye (kebencian) yang sengit, dan (medali emas) ini adalah respons terbaik bagi mereka,” kata Khelif tentang prestasinya seperti dilansir AFP,  Sabtu (10/8/2024).

Baca juga: Mengapa Atlet Sering Gigit Medali saat Foto? Ini Sejarahnya

Kontroversi dan spekulasi negatif tentang jenis kelamin Khelif mencuat ketika petinju putri Italia Angela Carini memutuskan untuk berhenti bertarung melawannya ketika baru bertanding selama 46 detik di atas ring. Saat itu, Carini mengaku bahwa dirinya tidak pernah dipukul sekeras itu” oleh seorang petinju putri.

Klaim Carini lantas menyebar dan memunculkan kontroversi yang menyebutkan Khelif seorang transgender atau tidak terlahir sebagai wanita secara biologis. Tapi setelah itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyebutkan bahwa informasi tersebut salah dan menyesatkan.

Sejatinya, Khelif bersama petinju putri Taiwan Lin yu-ting sempat didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia tahun lalu karena dianggap gagal uji kelayakan gender oleh federasi internasional. Tapi kini, Lin dan Khelif sama-sama  bisa melaju ke final Olimpiade Paris 2024 untuk kelas yang berbeda.

Dengan medali emas yang tergantung di lehernya, Khelif ditanyai dalam konferensi pers yang penuh sesak tentang perselisihan “kelayakan” yang menghantuinya dalam Olimpiade.

"Saya sepenuhnya memenuhi syarat untuk ambil bagian, saya seorang wanita seperti wanita lainnya. Saya terlahir sebagai wanita, menjalani hidup sebagai wanita, dan berkompetisi sebagai wanita," ujar Khelif.

“Mereka (cibiran, perundungan) adalah musuh kesuksesan. Dan itu membuat kesuksesan saya terasa istimewa karena serangan-serangan ini,” tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Kautsar)