Investasi di SDM Jadi Kunci Penting Capai Visi 2045

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian.

Investasi di SDM Jadi Kunci Penting Capai Visi 2045

M Ilham Ramadhan Avisena • 8 August 2024 13:24

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan investasi pada Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci penting untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Karenanya, upaya untuk mendukung peningkatan kualitas SDM juga menjadi krusial dilakukan.
 
Hal itu ia ungkapkan saat melakukan penyerahan Surat Keputusan dan Sertifikat Penghargaan kepada Dewan Penyantun Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
 
"Jadi hanya itu yang bisa kita lakukan untuk mencapai Indonesia Emas. Selain itu, untuk (mencapai) Indonesia Emas tentu perlu transformasi. Berubah kegiatan dari nilai tambah rendah menjadi nilai tambah lebih tinggi, dan dari upah minimum menjadi upah profesional yang lebih tinggi," ujar Airlangga seperti dikutip dari siaran pers, Kamis, 8 Agustus 2024.
 
Pemerintah, kata Airlangga, telah menggalakkan berbagai program peningkatan kualitas SDM, salah satunya yakni Program Kartu Prakerja. Program tersebut merupakan inovasi dalam pengembangan SDM untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi melalui pemberian bantuan pelatihan kepada masyarakat dengan pendekatan end-to-end digital dan mendorong public private partnership.
 
Sejak dilaksanakan dari 2020 hingga saat ini, total pendaftar Program Kartu Prakerja telah mencapai lebih dari 56 juta orang, dengan total penerima manfaat sebanyak 18 juta orang yang berasal dari 514 kabupaten/kota di 38 provinsi.
 

Baca juga: Ma’ruf Amin Sebut Infrastruktur Jadi Modal Utama untuk Indonesia Emas 2045
 

Pecut pendapatan USD29 ribu/kapita

 
Airlangga menambahkan, guna meraih visi Indonesia Emas diperlukan pendapatan per kapita sekitar USD29 ribu. Beberapa daerah di Indonesia, misalnya Jakarta memiliki pendapatan per kapita mencapai USD21 ribu, kemudian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara di atas USD17 ribu.
 
"Beberapa daerah lainnya bisa kita petakan, dan ini seperti yang dilakukan waktu penanganan pandemi covid-19 maupun inflasi. Jadi yang membedakan Indonesia dengan negara lain, kita punya solusi praktis yang negara lain tidak punya," terangnya.
 
"Kalau rumus ekonomi normal, penanganan inflasi itu hanya dengan menaikkan tingkat suku bunga, tetapi kita tidak, (melainkan dengan) kerja sama antar kepala daerah. Misalnya untuk mengendalikan inflasi volatile food, memindahkan (bahan pangan) dari daerah produsen ke daerah demand, juga tentang mengendalikan transportasi, pergudangan, dan ini dibahas secara detail dalam rapat rutin. Jadi kita sudah memperhatikan itu, ditambah lagi juga mempelajari untuk menurunkan (tingkat) kemiskinan ekstrem," tambah Airlangga.
 
Ia juga mengapresiasi seluruh civitas akademika UNNES atas dedikasinya mencetak generasi penerus bangsa yang kompeten. Berbagai prestasi telah diraih UNNES, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan ini menjadi bukti nyata kualitas dan komitmen UNNES dalam menciptakan SDM unggul.
 
"Jadi yang kita lakukan ini akan menjadi pendorong peningkatan tingkat kemampuan mahasiswa dari kemampuan dasar menjadi kemampuan yang lebih tinggi, dan juga dapat mendukung saudara-saudara kita yang kesulitan masuk universitas karena akses dan pembiayaan mereka yang terbatas," tutup Airlangga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)