Ilustrasi--Banjir di kawasan Joyontakan Solo. (Medcom.id/ Triawati)
Bojonegoro: Tiga wilayah kabupaten kawasan hilir sungai Bengawan Solo di Jatim, berstatus siaga bencana banjir, Kamis sore, 7 Maret 2024. Ini menyusul peningkatan tinggi permukaan sungai akibat derasnya debit kiriman air dari kawasan hulu Bengawan.
Meningkatnya debit permukaan sungai Bengawan Solo dipicu tinggi curah hujan di kawasan hulu hingga hilir Bengawan. Ke-3 kabupaten yang berstatus siaga satu banjir itu adalah Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan.
Kondisi tersebut membuat ribuan petani resah. Mereka khawatir tanaman padinya puso karena terendam banjir. Apalagi, sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo tersebut sedang ditanami tanaman pangan dengan jenis dan umur variatif.
Terlebih, sebagian kawasan di bantaran bengawan Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan, tanaman padi hampir memasuki masa berbulir.
“Semoga enggak banjir lagi. Ini padi menjelang masa berbulir,” kata Ramelan, petani di Desa Kedungarum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
Meningkatnya permukaan sungai dengan cepat, kata dia, terjadi dalam beberapa hari terakhir. Ribuan petani sepanjang DAS Bengawan Solo di wilayah tersebut juga diimbau waspada. Karena dimungkinkan, permukaan Bengawan makin meningkat.
Apalagi, hingga saat ini curah hujan di sejumlah kawasan di hilir masih tinggi. Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengelolaan Sumberdaya Air (BPSDA) Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan, sekitar dua pekan terakhir tren permukaan sungai Bengawan
Solo mengalami fluktuasi. Ini seiring derasnya kiriman air dari kawasan hulu Bengawan sekitar Kabupaten Ngawi, dan sejumlah kawasan dari hulu di Jateng.
Kondisi tersebut membuat permukaan sungai mengalami peningkatan signifikan dan mengakibatkan permukaan air sungai Bengawan Solo di Taman Bengawan Solo Kecamatan Bojonegoro sejak Rabu malam pukul 22.00 WIB, mengalami kenaikan hingga berstatus siaga dua banjir atau berada pada posisi 13.06 meter diatas permukaan air laut (mdpl).
Tren permukaan Bengawan Solo di kawasan tersebut juga terus naik hingga pada Kamis pukul 17.00 WIB makin naik hingga meningkat dekati siaga merah atau siaga tiga banjir pada level 13.61 mdpl.
"Kami minta warga sepanjang bantaran Bengawan Solo waspada," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Nor Aeny.
Ia juga mengimbau masyarakat sepanjang aliran Bengawan memantau pergerakan permukaan air Bengawan Solo. Hal ini mengingat saat ini permukaan air Bengawan juga naik signifikan dengan status siaga satu banjir.
"Jika apabila kondisi air semakin naik agar segera melakukan evakuasi mandiri dan melaporkan ke BPBD Bojonegoro apabila memerlukan evakuasi," ucapnya.
Kondisi yang sama, juga terjadi di kawasan Kabupaten Tuban, dan Lamongan. Pada kawasan ini status Bengawan Solo berada pada level siaga satu banjir. Pemkab Lamongan misalnya, sudah mengaktifkan
Pos Komando (Posko) bagi warga yang tinggal di sejumlah kawasan di bantaran Bengawan.
"Permukaan air Bengawan ce sering stabil, namun tinggi dengan status siaga hijau. Kami minta warga bantaran juga waspada," kata juru bicara Pemkab Lamongan, Sugeng Widodo, terpisah.
Sugeng juga menambahkan, peringatan kewaspadaan juga telah disampaikan bagi pada tujuh Camat di sepanjang bantaran Bengawan Solo. Hal ini untuk mengantisipasi pergerakan permukaan air Bengawan.
"Camat yang wilayahnya ada di bantaran Bengawan Solo untuk tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan," imbuhnya.