Jabar Catat 2 Kasus Cacar Monyet hingga Mei 2024

Ilustrasi penyakit cacar. (Freepik)

Jabar Catat 2 Kasus Cacar Monyet hingga Mei 2024

Media Indonesia • 4 September 2024 13:23

Bandung: Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat kasus monkeypox atau cacar monyet relatif rendah. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar mencatat, sepanjang 2024 hanya terdapat 2 kasus monkeypox. Jumlah itu jauh berkurang jika dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 11 kasus.

"Pada tahun 2024 ada 2 kasus yang ditemukan, terakhir itu pada Mei 2024 dan sampai sekarang, kami masih terus melakukan surveilance atau pemantauan di lapangan sekiranya ada dugaan baru yang muncul," terang Kepala Dinkes Jabar, Vini Adiani Dewi, Rabu, 4 September 2024.

Saat ini, kata Vini, 2 pasien yang terjangkit monkeypox tersebut sudah dinyatakan sembuh, sementara beberapa suspek yang sempat diperiksa di RSUD Bogor dipastikan negatif. Gejala pada penyakit ini di antaranya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam atau lesi kulit.

"Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok," ungkap Vini.

Menurut Vini, risiko penularan monkeypox adalah orang yang tinggal dengan atau memiliki riwayat kontak erat. Termasuk kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox. Bisa juga penularan melalui hewan yang terinfeksi.
 

Baca juga: 2 Warga Tangsel Positif Cacar Monyet

Ia menyarankan, masyarakat melakukan pencegahan dengan membersihkan dan disinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi. Kalau ada dugaan atau suspek-suspek, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Kita tetap terus melaksanakan pemantauan sesuai dengan kewaspadaan yang disampaikan oleh WHO. Penularan monkeypox itu, bisa dari berbagai arah, salah satunya adalah dengan hubungan seksual. Makanya kenapa kita sebutnya risiko tingginya lebih kepada kaum-kaum yang melakukan kegiatan seksualnya tidak aman dan itu kebanyakan laki-laki," beber Vini.

Penularan selain aktivitas seksual, lanjut Vini, yakni dari airbond atau pernapasan. Sebab percikan ludah bisa saja menularkan jika ada kontak erat serta penularan dari cairan pada luka penderita monkeypox. Sedangkan ludah yang selewat saja tidak langsung gampang tertular.

"Kalau dari luka, lukanya langsung. Kalau sempat megang, kemungkinan tertular Ketika kita tidak mencuci tangan, makan langsung, itu bisa langsung jadi tertular," imbuhnya.

Vini mengakui saat ini untuk vaksin monkeypox ketersediaannya masih terbatas, Jabar sendiri belum dapat vaksin karena jumlah kasusnya sangat rendah. Namun pada prinsipnya pemantauan tidak berhenti, karena semua penyakit juga memang pemantauan yang terus-menerus harus dilakukan. Kalau vaksin itu hanya untuk yang berisiko tinggi dan di wilayahnya banyak dilaporkan kasus terkonfirmasi. Untuk Jabar karena kasusnya rendah, maka tidak mendapatkan vaksin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)