Potensi Megathrust, Evakuasi Mandiri Harus jadi Budaya

Kepala BNPB Suharyanto. Foto: Dok. BNPB.

Potensi Megathrust, Evakuasi Mandiri Harus jadi Budaya

Sri Utami • 5 September 2024 21:06

Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan simulasi bencana bukan hanya latihan sekali seumur hidup, tapi harus menjadi budaya. Hal itu diperlukan untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi megathrust.

Hal itu disampaikan Suharyanton dalam Apel Kesiapsiagaan menghadapi Potensi Megathrust di Kabupaten Kepulauan Mentawai,Sumatra Barat. Apel dilaksanakan secara serentak di empat lokasi.

"Kesiapsiagaan bukan hanya jadi pembelajaran dan latihan sekali seumur hidup, tapi harus menjadi budaya dan pelajaran seumur hidup," kata Suharyanto saat dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 5 September 2024.

Jenderal bintang 3 TNI AD itu menyampaikan kondisi Indonesia di tengah zona antar lempeng tektonik aktif menjadi penyebab rawannya terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Masyarakat diharapkan tidak berlebihan dalam menyikapi isu potensi megathrust dan fokus untuk meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat keluarga.

"Kita fokus untuk memeriksa rencana evakuasi mandiri, jalur evakuasi, memelihara shelter dan melatih kembali komunikasi risiko berbasis komunitas," ungkap dia.
 

Baca juga: Ancaman Megatrhust, BMKG Fokus Mitigasi di Banten dan Selat Sunda

Masyarakat diminta melakukan mitigasi dengan memanfaatkan sistem peringatan dini yang ada. Seperti kentongan, speaker masjid, lonceng gereja, maupun sirine untuk menyampaikan tanda bahaya dan evakuasi.

"Kita hidup di negara yang rawan bencana, sehingga apapun bahayanya kita perkuat budaya sadar bencana agar kita siap untuk selamat," ujarnya.

Apel kesiapsiagaan dan latihan simulasi menghadapi potensi megathrust dilakukan secara serentak di empat lokasi. Yakni, Kabupaten Kepulauan Mentawai,  Sumatra Barat dengan total 600 personel di Gereja Phiniel.

Selanjutnya, Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan peserta sebanyak 700 personel di Lapangan Kecamatan Carita. Kemudian, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang diikuti 700 personel di tempat evakuasi sementara (TES) Pasar Wisata; dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah total 700 personel di Kantor Kelurahan Tegalkamulyan dan Politeknik Negeri Cilacap.

Suharyanto mengungkapkan tujuan apel dan latihan serentak ini guna membangun dan melatih kembali kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi potensi gempa dan tsunami di sepanjang kawasan megathrust Sumatra dan Jawa.

"Bertepatan juga dengan peringatan 20 tahun Tsunami Aceh dan menyambut Bulan Pengurangan Risiko Bencana, bersama kita tingkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana mulai dari diri sendiri, keluarga hingga komunitas," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)