Paus Fransiskus Absen dalam Ibadah Jumat Agung

Paus Fransiskus. (EPA)

Paus Fransiskus Absen dalam Ibadah Jumat Agung

Marcheilla Ariesta • 30 March 2024 08:47

Roma: Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, membatalkan kehadirannya di menit-menit akhir prosesi Jumat Agung di Colosseum Roma. Vatikan mengatakan, absennya Paus merupakan upaya "menjaga kesehatannya" menjelang lebih banyak kegiatan di Minggu Paskah.

Agenda Paus Fransiskus untuk dua hari berikutnya terdiri dari kebaktian Malam Paskah pada Sabtu malam dan Misa Paskah, serta pesan dan pemberkatan "Urbi et Orbi" (kepada kota dan dunia) dua kali setahun pada Minggu pagi.

Ketidakhadiran pria berusia 87 tahun secara tiba-tiba itu kemungkinan akan memperbaharui kekhawatiran tentang penurunan kesehatannya. Fransiskus menggunakan tongkat atau kursi roda untuk bergerak karena penyakit lututnya, dan berulang kali menderita serangan bronkitis dan influenza.

Jumat Agung merupakan rangkaian tri hari suci sebelum Minggu Paskah. Hari ini diperingati sebagai kematian Yesus Kristus di kayu salib.

Sementara Minggu Paskah menjadi tanggal paling penting dan menggembirakan dalam kalender liturgi Gereja - karena memperingati hari di mana umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian.

Vatikan mengumumkan ketidakhadiran Paus dalam prosesi "Via Crucis" (Jalan Salib) tepat ketika prosesi itu akan dimulai.

"Paus akan mengikutinya dari jarak jauh dari kediamannya di Vatikan," kata pernyataan mereka, dilansir dari Radio New Zealand, Sabtu, 30 Maret 2024.

Paus Fransiskus, yang tampak lebih bugar pekan ini setelah berminggu-minggu kesulitan berbicara di depan umum dan membatalkan beberapa pertemuan, juga melewatkan prosesi tahun lalu, setelah pulih dari rawat inap selama empat hari di rumah sakit karena bronkitis.

Perempuan Teraniaya

Via Crucis di Colosseum merupakan peragaan ulang kematian Yesus melalui penyaliban, di mana peserta secara bergiliran memegang salib saat berjalan di dalam dan sekitar arena Romawi kuno, berhenti untuk berdoa dan mendengarkan meditasi.

Para biarawati, pendeta, pertapa, pekerja amal, migran, dan orang-orang cacat termasuk di antara mereka yang mengambil bagian dalam kebaktian tersebut, yang diadakan di sebuah monumen penting yang diyakini sebagai tempat kemartiran bagi umat Kristen mula-mula.

Paus Fransiskus secara pribadi menulis meditasi untuk tahun ini, yang pertama dalam 11 tahun masa kepausannya. Termasuk pujian atas kelembutan dan pengampunan dalam menanggapi tindakan jahat, dan doa bagi umat Kristen yang teraniaya dan korban perang.

Paus Fransiskus, yang menyerukan agar Gereja tidak terlalu didominasi oleh laki-laki, juga memuji para perempuan yang membantu Yesus saat ia memikul salib, dan berdoa kepada "mereka (perempuan) yang di zaman sekarang ini dieksploitasi dan menanggung ketidakadilan serta penghinaan."

Sebagai tanda lain dari fokusnya pada perempuan, Paus Fransiskus pada hari Kamis melakukan ritual cuci kaki, yang mengingatkan kembali sikap kerendahan hati Yesus kepada para rasulnya pada Perjamuan Terakhir, di sebuah penjara wanita di Roma.

Sebelumnya pada Jumat, Paus bergabung dengan para kardinal dan uskup untuk kebaktian Sengsara Tuhan di Basilika Santo Petrus, yang menampilkan nyanyian dalam bahasa Latin yang menceritakan peristiwa mulai dari penangkapan Yesus hingga penguburannya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Paus Fransiskus memulai kebaktian dengan bersujud di lantai basilika, namun kondisinya yang lemah tidak lagi memungkinkan dia melakukan hal tersebut. Sebaliknya, dia tiba dengan kursi roda dan berdoa dalam hati di depan altar utama.

Baca juga:  Kemenlu Bahas Rencana Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)