BRI Optimistis Ruang Pertumbuhan Kredit Masih Besar

BRI. Foto: MI/Angga.

BRI Optimistis Ruang Pertumbuhan Kredit Masih Besar

Fetry Wuryasti • 15 October 2023 14:26

Jakarta: Optimisme PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terhadap ruang pertumbuhan kredit perbankan masih cukup besar hingga akhir 2023. Kendati demikian, masih ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan untuk mengambil respons yang tepat di tengah tantangan perekonomian nasional dan global.
 
Terkait hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan masih banyak ruang bisnis yang dapat digarap oleh perbankan untuk menumbuhkan bisnisnya.
 
"Potensi pasar kredit secara total dari semua segmen, termasuk segmen mikro di Indonesia, sesungguhnya masih sangat besar," kata Sunarso melalui keterangan yang diterima, Minggu, 15 Oktober 2023.
 
Hal tersebut tercermin dari masih rendahnya rasio total kredit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dibandingkan dengan negara peers.
 
Demikian juga dengan rasio kredit Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) terhadap PDB. Di Indonesia, ujarnya, rasio kredit terhadap total PDB mencapai 30,6 persen. "Dari angka yang relatif masih rendah tersebut, share kredit UMKM baru mencapai 7,2 persen terhadap PDB," kata Sunarso.
 
Selain itu, berdasarkan survei BRI Research Institute, inklusi keuangan berdasarkan kepemilikan akun rekening juga masih sangat rendah yakni di level 67,3 persen, serta di level 70 persen untuk penggunaan produk atau pelayanan jasa keuangan (tidak termasuk BPJS) atau 84 persen untuk penggunaan produk atau pelayanan jasa keuangan.
 
"Artinya sebenarnya masih cukup banyak ruang untuk meningkatkan kredit, terutama dibandingkan dengan PDB-nya. Demikian juga kredit kepada UMKM yang masih sangat rendah. Itu adalah ruang untuk kita menemukan bisnis di kredit," kata Sunarso.
 
Di pedesaan, lanjut Sunarso, angka inklusi keuangan lebih rendah dibandingkan dengan perkotaan. Dia menambahkan, inklusi keuangan berdasarkan penggunaan produk atau pelayanan di daerah pedesaan hanya 79,4 persen, di bawah perkotaan yang mencapai 88,2 persen.

Baca juga: Menkeu: Digital Marketplace Tantangan bagi Indonesia
 

Laba konsolidasi tumbuh hampir 19%

 
BRI sebagai bank yang banyak menjangkau wilayah pedesaan memiliki perhatian untuk menggali lebih dalam potensi di tataran akar rumput yang dapat dikembangkan, terutama dalam meningkatkan inklusi keuangan melalui literasi keuangan.
 
Hal itu semakin memantapkan perseroan dalam menjalankan strategi go smaller dengan terus mengembangkan segmen bisnis UMKM dan ultra mikro.
 
"Ini menjadi potensi bisnis, karena BRI harus kembali ke mandatnya untuk menangani UMKM. Maka strateginya ada dua, pertama nasabah existing dinaikkelaskan. Kedua, mencari sumber pertumbuhan baru dengan pergi ke bawah yang kita bilang go smaller. Dari menengah, turun ke small. Dari small, turun di mikro. Dari mikro turun lagi ke ultra mikro," beber Sunarso.
 
Kebijakan Sunarso dalam memimpin BRI untuk menerapkan strategi go smaller terbukti ampuh. Hingga akhir Juni 2023, perseroan berhasil mencetak pertumbuhan kinerja yang impresif yang didukung oleh pertumbuhan solid di segmen mikro dan ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro yang dipimpin BRI.
 
Tercatat, BRI mencetak pertumbuhan laba konsolidasi sebesar 18,83 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp29,56 triliun, dengan kenaikan aset sebanyak 9,21 persen menjadi Rp1.805,15 triliun.
 
Sunarso menegaskan faktor utama penopang kinerja BRI yakni pertumbuhan kredit mikro dan CASA yang mencapai double digit, kualitas aset yang terjaga, rasio efisiensi yang membaik, konsistensi pertumbuhan proporsi pendapatan berbasis komisi (fee-based income), serta semakin solidnya kinerja perusahaan anak yang tergabung dalam ekosistem BRI Group, termasuk Holding Ultra Mikro.
 
Hingga akhir kuartal II 2023, BRI berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp1.202,13 triliun, di mana sebanyak Rp577,94 triliun di antaranya merupakan pembiayaan segmen mikro yang tumbuh 11,41 persen.
 
Pertumbuhan ini semakin memperbesar porsi kredit mikro dalam portofolio perseroan hingga menjadi 48,08 persen dan kredit UMKM menjadi 84,48 persen dari total kredit yang disalurkan perseroan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)