Pertumbuhan Minyak Tiongkok Diperkirakan di Bawah 4%

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Pertumbuhan Minyak Tiongkok Diperkirakan di Bawah 4%

Arif Wicaksono • 23 November 2023 16:04

Beijing; Pertumbuhan permintaan minyak Tiongkok kemungkinan akan menurun pada paruh pertama 2024 menjadi sekitar empat persen akibat melemahnya penggunaan solar.

Melansir Channel News Asia, Kamis, 23 November 2023, melambatnya pertumbuhan permintaan di negara importir minyak terbesar dunia ini terjadi di tengah ketidakpastian prospek perekonomian Tiongkok. Serta ketika pola perjalanan menjadi normal setelah pemulihan pascacovid-19 di awal tahun.

Perusahaan konsultan Wood Mackenzie, Rystad Energy, dan Energy Aspects masing-masing memperkirakan permintaan minyak Tiongkok pada paruh pertama 2024 akan tumbuh sebesar 3,7 persen, 4,0 persen, dan 4,4 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Perkiraan pertumbuhan mereka untuk enam bulan pertama berkisar antara 578 ribu barel per hari hingga 700 ribu barel per hari dengan total antara 16,2 juta hingga 16,82 juta barel per hari.

Perkiraan tersebut menempatkan perkiraan pertumbuhan tahun depan sedikit di bawah tingkat sebelum pandemi, ketika permintaan minyak Tiongkok tumbuh rata-rata 4,5 persen antara 2016 dan 2019, menurut perhitungan Reuters yang menggunakan data IEA untuk pertumbuhan setahun penuh.

Woodmac memperkirakan konsumsi bensin akan turun sebesar satu persen pada semester pertama menjadi 2,5 juta barel per hari seiring dengan meningkatnya penetrasi kendaraan listrik.

Meskipun terjadi lonjakan selama periode liburan, lalu lintas jalan raya Tiongkok masih berada di bawah tingkat sebelum pandemi hampir sepanjang tahun, menurut data Biro Statistik Nasional (NBS).

Prediksi OPEC

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak memperkirakan permintaan Tiongkok rata-rata 16,41 juta barel per hari (bph) pada paruh pertama 2024, naik 3,2 persen dibandingkan level 2023.

Sementara Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan rata-rata 17,1 juta barel per hari untuk keseluruhan produksi atau menunjukkan pertumbuhan 3,9 persen.

Meskipun perekonomian Tiongkok mengalami pemulihan yang lambat pada tahun ini, konsumsi minyak masih berada dalam jalur untuk mencapai rekor tertinggi, setelah tertahan antara 2020-2022 karena pembatasan ketat terkait covid-19.

OPEC dan IEA memperkirakan permintaan minyak Tiongkok akan menunjukkan pertumbuhan pada 2023 masing-masing sebesar 7,6 persen dan 12,1 persen.

OPEC telah menepis kekhawatiran pertumbuhan permintaan minyak di Tiongkok akan memudar. Perkiraan OPEC menunjukkan Tiongkok menyumbang 24,6 persen dari pertumbuhan permintaan minyak global pada paruh pertama 2024, menurut perhitungan Reuters.

Kelompok OPEC+, yang mencakup sekutunya seperti Rusia, pada Rabu secara tak terduga menunda pertemuan tingkat menteri mendatang yang diperkirakan akan membahas pengurangan produksi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)