Harga Minyak Dunia Naik ke Level Tertinggi, Tembus USD90,65/Barel

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Harga Minyak Dunia Naik ke Level Tertinggi, Tembus USD90,65/Barel

Ade Hapsari Lestarini • 9 September 2023 09:25

New York: Harga minyak mentah dunia naik hampir satu persen ke level tertinggi dalam sembilan bulan pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Kenaikan harga diesel berjangka AS dan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan minyak setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan pada minggu ini.

Melansir Investing.com, Sabtu, 9 September 2023, harga minyak brent berjangka naik 73 sen atau 0,8 persen menjadi USD90,65 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 64 sen atau 0,7 persen menjadi USD87,51.

Kedua patokan minyak mentah tersebut tetap berada di wilayah overbought secara teknis selama enam hari berturut-turut, dengan penyelesaian brent yang tertinggi sejak 16 November. Penyelesaian WTI merupakan yang tertinggi sejak 6 September, yang merupakan tertinggi sejak November.

Untuk minggu ini, kedua minyak acuan tersebut naik sekitar dua persen, menyusul kenaikan harga minyak minggu lalu sekitar lima persen untuk brent dan sekitar tujuh persen untuk WTI.

"Harga minyak mentah terus diperdagangkan berdasarkan faktor penawaran. Tidak ada yang meragukan OPEC+ akan menjaga pasar tetap ketat hingga musim dingin," ujar analis pasar senior di perusahaan data dan analisis Oanda, Edward Moya, dalam sebuah catatan.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia secara kolektif dikenal sebagai OPEC+. Minggu ini, anggota OPEC, Arab Saudi dan Rusia, memperpanjang pengurangan pasokan sukarela mereka sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun.


Baca juga: Pandemi Menyerang, Energi Bertahan


Arab Saudi mungkin akan kesulitan mengakhiri pemotongannya pada akhir tahun tanpa memicu penurunan harga, kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Di AS, perusahaan-perusahaan energi minggu ini menambah satu rig minyak, peningkatan mingguan pertama sejak Juni, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes. Meningkatnya harga solar AS juga mendukung harga minyak mentah dengan minyak pemanas berjangka naik sekitar tiga persen.

Para pedagang energi mencatat pemeliharaan kilang musiman di Rusia pada September kemungkinan akan mengurangi ekspor solar namun dapat menyebabkan peningkatan ekspor minyak.

Secara terpisah, Presiden Venezuela Nicolas Maduro tiba di Tiongkok pada Jumat untuk kunjungan pertamanya dalam lima tahun. Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia dan Venezuela, anggota OPEC, memiliki cadangan minyak mentah terbesar di dunia.
 

Permintaan minyak Tiongkok


Pasar minyak masih mengkhawatirkan prospek permintaan di Tiongkok, yang mengalami pemulihan pascapandemi yang lamban dan janji stimulus yang jauh dari ekspektasi. Media pemerintah melaporkan, Tiongkok dilanda hujan lebat sejak pencatatan dimulai 140 tahun lalu di Hong Kong, menewaskan dua orang dan melukai lebih dari 140 orang.

Data pada Kamis menunjukkan keseluruhan ekspor dan impor Tiongkok turun pada Agustus, karena melemahnya permintaan luar negeri dan lemahnya belanja konsumen menekan dunia usaha.

Di Jerman, majelis rendah parlemen meloloskan rancangan undang-undang yang dapat mengurangi permintaan bahan bakar fosil di masa depan dengan menghapuskan sistem pemanas minyak dan gas alam secara bertahap.

Pedagang minyak juga mengamati apakah bank sentral di AS dan Eropa akan terus memerangi inflasi dengan menaikkan suku bunga.

"Riyadh (Arab Saudi) sangat menyadari kesulitan yang dihadapi antara memperketat pasar dan mengganggu kemajuan yang sampai saat ini dicapai oleh bank sentral dalam mengendalikan inflasi yang didorong oleh kenaikan harga," kata pialang minyak PVM John Evans.

Kenaikan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)