Ilustrasi. FOTO: dok MI
Jakarta: Sepanjang semester-I 2023, pergerakan IHSG melemah 2,68 persen. Penopang pergerakan IHSG pada periode tersebut adalah saham-saham big caps, khususnya sektor perbankan, barang konsumen primer, barang konsumen non primer, transportasi dan telekomunikasi. Sebaliknya, sektor dengan performa tertinggal antara lain energi dan material dasar.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengungkapkan saham di sektor konsumen primer menarik di tengah landainya harga komoditas sebagai bahan baku. Selain itu, baik sektor konsumen primer maupun non primer mendapatkan katalis positif dari menggeliatnya konsumsi domestik ditambah menjelang periode pesta demokrasi di 2024.
Sektor konsumsi di sektor riil cenderung naik. Kedua sektor turut diuntungkan dengan terapresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pasalnya sebagian besar komponen di segmen ritel dan primer cenderung impor, sehingga selisih kurs dapat diminimalisir dan berdampak pada kenaikan margin laba," tuturnya, dikutip dari risetnya, Senin, 10 Juli 2023.
Kokohnya permintaan domestik tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada periode Mei 2023 di level 128,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 126,1. Sejalan dengan itu, angka inflasi tahunan pada Juni 2023 di level 3,52 persen atau sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) 2-4 persen, sehingga memberikan booster bagi kokohnya daya beli masyarakat.
Secara bersamaan, sektor transportasi menjadi sektor yang memiliki kinerja apik di paruh pertama 2023. Hal ini didorong oleh turunnya harga bahan bakar di tengah naiknya tarif angkutan akibat lonjakan permintaan.
Selain itu, sektor telekomunikasi juga menarik, aksi integrasi anak usaha, seperti Fixed–Mobile Convergence (FMC) dari beberapa emiten disinyalir dapat memotong beban operasi dan meningkatkan market share. Adapun konektivitas dan penetrasi internet yang terus tumbuh memperlebar Average Revenue Per User (ARPU) emiten telekomunikasi.
Kemudian sektor barang baku dan energi yang melemah sejalan dengan potensi turunnya permintaan komoditas non migas Indonesia akibat lesunya kondisi ekonomi global. Suku bunga tinggi di negara maju, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat industri manufaktur tertekan karena turunnya permintaan.
Sedangkan ekonomi Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar Indonesia juga masih belum menunjukan pemulihan walaupun stimulus telah diberikan untuk membangkitkan sektor industri manufaktur dan properti. Hal ini tercermin dari Indeks PMI manufaktur periode Juni 2023 di kawasan Eropa, AS, dan Tiongkok masih berada di zona kontraksi.
Lebih lanjut, IHSG pada periode 10-14 Juli 2023 diproyeksikan bergerak sideways cenderung menguat dalam kisaran 6.690-6.780. Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk 10 Juli 2023 yakni:
(Buy) EXCL di area Rp2.060 dengan target harga pada resistance di level Rp2.150 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.950.
(Buy) SMGR di area Rp6.400 dengan target harga pada resistance di level Rp6.650 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.150.
(Buy) MAPI di area Rp1.760 dengan target harga pada resistance di level Rp1.850 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.700.