Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 18 August 2023 22:11
Texas: Perusahaan ritel Amerika Serikat (AS) masih ragu daya beli konsumsi AS akan menguat pada Semester II 2023. Hal ini terjadi meskipun Walmart, Target, dan Home Depot berhasil melampaui estimasi laba Wall Street di kuartal kedua tahun ini. Hal itu memperkuat gambaran konsumen yang tangguh setelah data penjualan ritel AS bulan lalu mengalahkan ekspektasi, dengan kenaikan di sebagian besar kategori utama.
Tapi para pemimpin perusahaan ritel menuturkan konsumen belum mau menghabiskan uang untuk barang-barang besar dan barang-barang yang tidak penting. Hal itu menyeret turun penjualan di Target dan Home Depot meskipun keuntungan mereka lebih baik dari perkiraan. Selain itu, para eksekutif memperingatkan bahwa tekanan baru seperti kenaikan suku bunga dan pembayaran kembali pinjaman mahasiswa dapat menghilangkan kekuatan belanja konsumen selama paruh kedua tahun ini.
“Pekerjaan, upah, dan kantong disinflasi membantu pelanggan kami,” kata Kepala Eksekutif Walmart Doug McMillon dikutip dari Business Times, Jumat, 18 Agustus 2023.
“Tetapi kenaikan harga energi, pembayaran pinjaman mahasiswa, biaya pinjaman yang lebih tinggi, dan pengetatan standar pinjaman, dan penarikan kelebihan tabungan akan menekan anggaran rumah tangga,” jelas dia.
Penghematan berlebih dari pandemi dan upah yang lebih tinggi di pasar tenaga kerja yang ketat telah memicu pembelian konsumen untuk sementara waktu.
Tetapi konsumen semakin beralih ke pinjaman karena penghematan berkurang, seperti halnya kredit yang semakin ketat. Pertumbuhan upah telah melambat dari puncaknya tahun lalu. Dan pembayaran pinjaman siswa yang dikhawatirkan McMillon akan dilanjutkan pada bulan Oktober, memukul daya beli jutaan rumah tangga.
"Penjualan pengecer turun terbesar dalam hampir tujuh tahun karena permintaan turun dalam kategori seperti pakaian jadi, barang rumah tangga dan garis keras, kategori yang mencakup elektronik dan mainan," jelas dia.