Masih Banyak Orang Menunda Beli Asuransi

Ilustrasi. FOTO : Insurancebusinessmag

Masih Banyak Orang Menunda Beli Asuransi

Angga Bratadharma • 15 August 2023 15:55

Jakarta: Sejak satu bulan terakhir, indeks kualitas udara di berbagai negara dinilai semakin buruk, termasuk kualitas udara di Indonesia. Dilansir dari website IQAir, berdasarkan data per 14 Agustus 2023, terdapat 10 daerah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia, Tarentang, Kalimantan Barat menempati posisi tertinggi dengan skor indeks 181.

Kemudian diikuti oleh Tangerang Selatan yang  berada di provinsi Banten. Ibu Kota Jakarta berada di ranking ke-9 dan masuk ke dalam kategori udara 'tidak sehat'. Secara pengukuran global, pada 2022 tingkat polusi udara di Indonesia masuk dalam kategori sedang dengan skor PM2.5.

Adapun pengukurannya dilakukan dalam satuan mikrogram per meter kubik (?g/m3) dan menggunakan pedoman kualitas udara WHO. Secara ranking global, pada 2022, Indonesia menempati posisi ke-26 dengan dari 131 negara yang dipantau tingkat polusi udaranya.

Buruknya kualitas udara akan berdampak langsung pada kesehatan, dari mulai kesehatan paru-paru hingga ke jantung. Polusi udara telah menyebabkan kurang lebih 6.700 kematian di Jakarta selama tahun berjalan 2023. Melihat kondisi tersebut, tentunya setiap orang perlu menjaga atau setidaknya meminimalisasi risiko polusi udara bagi kesehatan.

Hal itu dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan kualitas udara di daerah masing-masing bisa menggunakan laman atau platform khusus pengecekan kualitas udara, menghindari datang ke tempat dengan polusi tinggi seperti jalan raya yang padat atau area industri, melakukan pembersihan udara di dalam ruangan, dan memperbanyak tanaman hijau.

Orang masih menunda beli asuransi

Dalam hal ini, asuransi bisa menjadi pilihan. Mengutip Kanal Youtube Vodcast FWD Insurance, VP, Center of Excellence, Agency Training Department PT FWD Insurance Indonesia Indrawati Kawihardja menjelaskan terkait alasan orang dalam menunda membeli asuransi. Menurutnya usia muda cenderung merasa sehat dan memiliki prioritas lain untuk memenuhi gaya hidupnya.

Hal itu, lanjutnya, seperti membeli kopi dan berbagai kebutuhan sekunder lainnya jika dibandingkan dengan membeli asuransi. "Padahal asuransi dapat memproteksi segala kemungkinan risiko karena kita tidak pernah tahu akan hari esok," kata Indrawati, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 15 Agustus 2023.

Selain itu, tambahnya, kebanyakan orang juga lebih memilih memiliki sesuatu yang kelihatan dan ada wujudnya dibandingkan dengan sesuatu yang tidak kelihatan serta tidak tampak wujudnya. Terlebih barang bermerek memiliki instant gratification.

"Sehingga seharusnya asuransi dapat diprioritaskan dan tidak dapat dibandingkan dengan barang branded yang sifatnya hanya kepuasan sementara," kata Indrawati.

Sementara itu, Content Creator Agung Karmalogy menambahkan alasan lain mengapa orang menunda untuk membeli asuransi. "Kebanyakan orang tidak memahami lebih detail produk bahkan bahasa asuransi yang digunakan. Kemudian rasa insecure akan kesulitan klaim serta kewajiban membayar premi bulanan karena belum punya pemasukan tetap," kata Agung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)