Pakar IT Alfons Tanujaya/Medcom.id/Candra
Candra Yuri Nuralam • 30 June 2024 15:06
Jakarta: Peretasan dengan ransomware di pusat data nasional sementara (PDNS) 2 terjadi karena pemerintah tidak bisa membedakan anggaran proyek infrastruktur digital dengan sistem kemananan. Pendanaan dua hal itu mestinya terpisah.
“Sistem proyek dengan security (keamanannya) kan sesuatu yang berbeda, proyek itu adalah pas ada proyek bagaimana caranya supaya kamu menang, usahakan semaksimal mungkin, pas sudah menang, oke, lakukan proyek itu selesai, tinggal,” kata Pakar IT Alfons Tanujaya dalam acara Crosscheck by Medcom.id dengan tema ‘Negara Kelenger Diserang Hacker’ pada Minggu, 30 Juni 2024.
Kontraktor, kata dia, hanya akan menyelesaikan infrastruktur jika ditugaskan membangun proyek sesuai dengan jangka waktu dalam kontrak kerja. Sedangkan, keamanan bersifat seumur hidup.
“Kalau security itu seperti kita menikah, itu komitmen seumur hidup. Kamu mengelola suatu data, ada proyek, data tertentu, lalu, kamu harus live kan ke internet. Sekali kamu live kan ke internet artinya kamu paparkan siapa pun bisa akses jadi itu terancam,” ucap Alfons.
Baca: Indonesia Mestinya Malu Kalah dengan Peretas Kelas Bulu |